Mercusuar.co – Polres Wonosobo menggelar Konferensi Pers Akhir Tahun 2022. Sebagaimana diketahui, agenda ini adalah guna menyampaikan capaian kinerja Polres Wonosobo dalam satu tahun terakhir.
Acara yang di selenggarakan di Hotel Dafam Wonosobo pada Jumat (30/12) ini dihadiri jajaran Forkopimda, jajaran polsek dan juga media massa.
Dalam pemaparannya Kapolres Wonosobo AKBP Eko Novan Prasetyopuspito, S.I.K, M.Si. menyampaikan bahwa bahwa perbandingan tingkat krminalitas Tahun 2022 menurun sebanyak 8% dibanding tahun sebelumnya. Bila semula sebanyak 143 kasus, kini menjadi 99 kasus
“Sedangkan untuk penyelesaian perkara pada tahun 2022 mengalami peningkatan. Angkanya menunjukkan ada kenaikan 5 persen bila dibandingkan 2021,” jelas Kapolres.
Dijelaskan oleh AKBP Eko Novan, dari sederet kasus menonjol, ada satu yang begitu menyita perhatian, yakni pemerkosaan atau persetubuhan. Data menunjukkan perkara tersebut ditemukan sebanyak 26 kasus.
“Mirisnya lagi adalah sebanyak 17 korban ini masih di bawah umur. Sembilan lainnya merupakan orang dewasa. Perkara ini seperti fenomena gunung es memang, dan perlu mendapat perhatian. Sebab ini menyangkut psikologis korban untuk masa depannya juga,” kata Kapolres menekankan.
AKBP Eko Novan menambahkan, kasus persetubuhan yang terjadi pada tahun ini antara lain di Desa Purbosono, Kecamatan Kertek yang mana korbannya adalah anak di bawah umur. Kemudian persetubuhan yang dilakukan oleh paman kepada ponakannya di Desa Gondowulan, Kepil.
Tak hanya itu saja, diungkap juga pemerkosaan yang dilakukan oleh empat remaja pada satu orang siswi SMA. Selanjutnya ada pemerkosaan terhadap gadis remaja di Kecamatan Leksono.
“Kami Polres Wonosobo sedang riset ini pelaku biasanya orang terdekat. Bahkan jam kejadian ini tertinggi pada rentang pukul 18.00 hingga 21.00. Ini nanti salah satu fokus kami pada pencegahan kasus persetubuhan pada 2023,” terang Kapolres.
Para korban kekerasan seksual, lanjut Kapolres, tentu memiliki trauma psikologis. Untuk itu, Polres juga memiliki konselor yang bekerja sama dengan dinas terkait untuk upaya pemulihan paikologis korban.
“Kami punya konselor yang telah dilatih khusus. Nah pada saat investigasi, kami bekali petugas dengan investigasi interviewing sehingga pemeriksa tak berulang-ulang menanyakan karena ini akan mengorek trauma korban. Tahun depan kami juga akan bekerja sama dengan pemda untuk membentuk gerakan guna mencegah tindakan ini,” kata Kapolres.
Sebagai langkah pencegahan, lanjut Kapolres, akan dilakukan dengan langkah primer, sekunder dan tersier. Primer dengan menganalisis dan mendeteksi pelaku. Pencegahan sekunder yakni dengan mengajak stakeholder membuat perencanaan untuk pencegahan kasus persetubuhan pada anak di bawah umur.
“Kami merasa masa depan generasi muda harus dipersiapkan dengan baik supaya ununggul. Kami juga melakukan jejaring dengan guru di sekolah untuk nantinya mengajak anak didiknya melakukan self kontrol,” kata dia.
Dia mengimbau masyarakat agar memberanikan diri untuk lapor polisi bila menemukan atau menjadi korban dalam perkara persetubuhan. “Kami memberikan saluran curhat bisa hubungi kami di 081181110110,” tutup AKBP Eko Novan.