MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Pada tahun 2022, skor Indeks Ketahanan Pangan Global (GFSI) Indonesia masih di tingkat yang rendah, menunjukkan bahwa masalah pangan di negara ini masih jauh dari kondisi yang diinginkan. Dengan skor 60,2, Indonesia berada di bawah rata-rata dunia (62,2) dan rata-rata Asia Pasifik (63,4). Meskipun terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya, terutama dalam aspek keterjangkauan, kualitas, dan keamanan pangan, namun aspek ketersediaan pangan justru menurun secara signifikan dari tahun sebelumnya (63,7 poin menjadi 50,9 poin).
Implikasi Penurunan Ketersediaan Pangan
Penurunan ketersediaan pangan ini menjadi perhatian serius, terutama terkait dengan produksi pangan domestik. Keputusan untuk mengimpor komoditas primer semakin mendesak, menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Distribusi dana desa menjadi krusial dalam menjaga keberlangsungan produksi pangan di seluruh desa di Indonesia.
Monev untuk Ketahanan Pangan
Monitoring dan Evaluasi (Monev) menjadi krusial untuk mengukur keberhasilan penggunaan dana desa dalam mendukung ketahanan pangan. Diperlukan evaluasi yang komprehensif terhadap dampak program dan kegiatan berbasis ketahanan pangan, termasuk dampaknya terhadap produktivitas petani. Keberpihakan terhadap petani sebagai aktor utama produksi pangan juga menjadi fokus penting dalam penggunaan dana desa untuk ketahanan pangan.
Monev dana desa untuk ketahanan pangan menjadi agenda mendesak untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia dan mencapai kedaulatan pangan.