MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Dunia sastra Indonesia berduka atas kepergian penyair terkemuka, Joko Pinurbo, pada Sabtu (27/4/2024) pagi di RS Panti Rapih, Yogyakarta. Penyair yang terkenal dengan syair ‘Celana’ ini menghembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan penyakit paru-paru yang dideritanya.
Menurut detik.com, Joko Pinurbo sempat dirawat di rumahnya karena masalah pernapasan sebelum akhirnya harus dilarikan ke RS Panti Rapih, tempat ia menghembuskan nafas terakhirnya. Kabar tersebut disampaikan oleh budayawan Butet Kartaredjasa, yang sangat dekat dengan Jokpin, pagi itu.
Jokpin, demikian panggilannya, telah lama menggeluti dunia puisi sejak remaja di Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan tingginya dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta memperkaya bakat dan karyanya.
Lahir di Sukabumi pada 11 Mei 1962, karya pertamanya berjudul “Celana” yang membuat namanya melambung di dunia sastra. Karyanya yang memuat 40 puisi tentang celana dari berbagai sudut pandang menjadi tonggak awal kesuksesannya.
Selain “Celana”, Joko Pinurbo juga melahirkan banyak karya puisi dan cerita pendek yang dihargai oleh banyak kalangan. Antara lain, “Srimenanti” (2019), dan terjemahan puisi “Triuser Doll” (2002) serta “Borrowed Body and Other Poems/Geliehener Korper und Andere Gedichte” (2015).
Prestasi Joko Pinurbo tidak hanya terletak pada karya-karyanya yang indah, tetapi juga diakui melalui berbagai penghargaan, seperti Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Kusala Sastra Khatulistiwa (2005, 2015), dan South East Asian (SEA) Write Award (2014).
Jenazah Joko Pinurbo rencananya akan disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Yogyakarta (PUKJ) sebelum dikebumikan di Pemakaman Demangan Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, DIY pada Minggu, 28 April 2024. Selamat jalan, Joko Pinurbo, warisan sastramu akan terus dikenang.