Mercusuar.co, WONOSOBO– Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan prevalensi stunting nasional mengalami penurunan menjadi 21,6 persen atau turun 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, angka tersebut masih belum memenuhi target Pemerintah, yaitu 17,8 persen pada 2023 dan 14 persen pada 2024 mendatang. Sebagai upaya mencapai target tersebut dan upaya pencegahan stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), para bidan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, diberikan edukasi.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Dr.(H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), mengatakan, Wonosobo bisa menjadi best practice untuk penurunan stunting karena penurunannya jauh di atas nasional.
“Nasional hanya bisa menurunkan 2,8 persen, sementara Wonosobo turun 5,4 persen. Ini luar biasa,” ujar dr. Hasto dalam acara Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting di Pendopo Kabupaten Wonosobo, yang digelar Dexa Group dan BKKBN, Minggu (21/5/2023).
Menurut Hasto, edukasi kepada para bidan memiliki peran yang penting karena bidan menjadi provider yang paling kompak dan paling dekat dengan masyarakat pedesaan. Bidan harus bisa mengawal sejak dari calon pengantin, karenanya jumlah tim pendamping mencapai 2.000 orang lebih, sementara bidan mencapai sepertiga atau sekitar 670 bidan.
“Itulah saya pesan ke bidan supaya mereka yang edukasi ke lingkungannya, termasuk soal nikahnya, hamilnya, kontrol pada saat 1.000 HPK. Wonosobo optimis untuk capai 14 persen, karena lihat trennya 5 persen. Jadi, 2024 diharapkan tercapai. Kalau di 2023 target nasional di 17,8-17,9 persen,” kata dia.
Sementara itu, disampaikan Bupati Wonosobo, Afif Nur Hidayat, penurunan angka stunting di Kabupaten Wonosobo didukung optimalisasi kolaborasi pentahelix, mulai dari perangkat daerah, dunia akademik, korporasi, serta lembaga non organisasi pemerintah.
“Kami juga mencanangkan dan melaksanakan beragam program di antaranya Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) guna memberikan makanan bergizi bagi balita stunting dan ibu hamil kekurangan energi kronik yang merupakan kerjasama lintas sektor dan swasta, aksi bersama seperti Gerakan Masyarakat Membangun Jamban Sehat, Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting, Grebeg Stunting bersama rumah sakit. Semuanya menyasar berbagai lapisan dalam masyarakat,” bebernya.
Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi menambahkan, pihaknya telah melakukan MoU antara Polri dengan BKKBN untuk mendukung penuh program penurunan stunting dengan berbagai macam kegiatan yang obyektifnya perluasan pelayanan untuk mencegah stunting, termasuk di dalamnya penyaluran bantuan. (mag)