MERCUSUAR.CO, Semarang – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini sedang mempercepat pembangunan infrastruktur pengendalian banjir dan rob di Semarang. Proyek ini mencakup pembangunan tanggul rob sepanjang 3,6 kilometer yang kini telah mencapai 85 persen dari target. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa tanggul ini diharapkan akan selesai pada Agustus 2024.
“Saya kira dalam jangka 30 tahun minimal bisa menahan rob yang terjadi,” ujar Presiden Jokowi saat meninjau proyek tersebut pada Senin (17/6/2024).
Proyek Pengendalian Banjir dan Rob di Kawasan Tambak Lorok Tahap II ini dimulai oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada tahun 2022 dengan anggaran sebesar Rp 231,6 miliar. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa sistem pengendalian banjir ini dilengkapi dengan dua kolam retensi yang masing-masing memiliki luas 12,02 hektar dan 8,57 hektar. Kolam retensi ini juga dilengkapi dengan pompa berkapasitas 1.500 liter per detik untuk membantu mengatasi genangan air.
“Seluruh progresnya sudah mencapai 85 persen. Nanti akan selesai semua pada Agustus 2024. Pembebasan lahannya dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang, dan pembangunan oleh Kementerian PUPR, jadi ada kolaborasi,” jelas Menteri Basuki.
Menteri Basuki optimis bahwa proyek Pengendalian Banjir dan Rob di Kawasan Tambak Lorok Tahap II akan efektif dalam mengatasi masalah banjir dan rob yang kerap melanda Semarang. “Saya kira ini akan jadi percontohan seperti yang disampaikan Presiden Jokowi. Karena daerah di sepanjang Pantura ini perlu penanganan karena juga mengalami penurunan tanah, jadi tidak hanya Jakarta, tapi juga Tegal, Pekalongan, Demak, termasuk Semarang,” tambahnya.
Proyek ini diharapkan tidak hanya mengatasi masalah banjir dan rob yang sering terjadi, tetapi juga menjadi model bagi daerah-daerah lain di sepanjang pantai utara Jawa (Pantura) yang mengalami masalah serupa. Dengan adanya tanggul dan kolam retensi yang dirancang untuk menahan air rob dan banjir, wilayah Semarang diharapkan dapat lebih aman dan masyarakat dapat menjalani kehidupan dengan lebih tenang.
Kehadiran tanggul ini diharapkan akan memberikan dampak positif yang signifikan, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga untuk puluhan tahun ke depan. Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur dan mitigasi bencana di seluruh Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim dan penurunan tanah.