Pedagang Pasar Induk Wonosobo Tolak Perpanjangan Rita

IMG 20210415 201119

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Para pedagang pasar induk menolak perpanjangan operasional Rita Pasaraya yang dikabarkan habis kontrak pada bulan Maret lalu. Penolakan pasar modern merujuk pada peraturan pemerintah daerah yang tidak memperbolehkan jarak pasar modern dan pasar tradisional berdekatan.

Hal itu diungkapkan oleh Muhamad (59) pedagang pasar induk merespon kabar habisnya masa kontrak Rita Pasaraya. Menurut dia, dengan adanya Rita secara langsung berimbas menyusutnya penghasilan para pedagang tradisional karena jaraknya yang terlalu berdekatan.

” Mewakili seluruh pedagang tidak mau kalau diperpanjang. Ini bukan berarti kami tidak mau dengan Rita, tapi tolong untuk patuhi peraturan yang ada,” katanya.

Menurutnya, jika masa kontrak Pasaraya Rita telah habis, maka lebih baik pemerintah daerah untuk mengelolanya sendiri. Dengan dikelola sendiri mengutamakan sumberdaya yang ada maka dipastikan akan berimbas positif kepada masyarakat.

” Lebih baik dikelola sendiri tidak menggunakan investor dari luar,” ujar Muhammad yang juga merupakan bendahara harian Paguyuban Pedagang Pasar Induk Wonosobo (PPIW).

Diceritakan dia, sebelum adanya Pasaraya Rita masyarakat membeli kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional yang ada. Mulai berdirinya Pasaraya Rita, pasar tradisional mulai langka dilirik oleh masyarakat sebagai wadah memenuhi kebutuhan ekonomi.

” Jika dipresentase itu tidak sampai 50 persen, tetapi itu sangat mempengaruhi pendapatan,” ungkap pedagang yang telah puluhan tahun berjualan di komplek Pasar Induk itu.

Dodit Darmadi (37) salah satu pedagang lainya menyayangkan jika kontrak operasional Rita Pasaraya tidak diperpanjang. Menurutnya Rita sudah menjadi magnet  dan menjadi ikon perbelanjaan bagi masyarakat Wonosobo.

” Semisal Rita ditutup kemudian akan diganti apa, yang bakal menggantikan ikon tersebut,” ujar Dodit.

Dengan adanya Rita, lanjut Dodit , masyarakat dari berbagai daerah Wonosobo yang datang untuk berbelanja secara tidak langsung juga mengunjungi kios-kios para pedagang tradisional.

Dikatakannya, Rita pernah ditutup beberpa hari pada tahun 2014 lalu. Penutupan itu tidak menjadikan warga masyarakat beralih dan membeli keperluannya di pasar tradisional. 

” Waktu itu pasar tetap ada pengunjungnya, tetapi tetap sepi susasananya,” ujar pria yang telah menjual dagangannya di komplek Pasar Induk sejak tahun 1992 itu (kim).

Pos terkait