MERCUSUAR.CO, Wonosobo -Analis Mitigasi Bencana BPBD Wonosobo, Dyah Luhmayang Sari mengatakan data statistik kejadian bencana tanah longsor tahun 2020 di wilayah Wonosobo mencapai 122 kejadian dan mengakibatkan korban jiwa meninggal sebanyak 4 orang. Wonosobo merupakan wilayah rawan pergerakan tanah sehingga direkomendasikan untuk mengantisipasinya salah satunya dengan melakukan pencegahan dan peringatan dini. “Penyebab tanah longsor bisa diakibatkan oleh banyak hal. Seperti halnya musim hujan, perubahan penggunaan lahan yang tidak tepat, penanaman pohon yang bersifat menyerap air, penebangan pohon, pemotongan lereng untuk keperluan pembuatan jalan dan lain lain,” katanya Kamis (15/4) siang.
Dyah menyampaikan pihaknya telah melakukan upaya pencegahan dan peringatan dini tanah longsor di daerah-daerah yang berisiko longsor seperti Pemasangan Early Warning System (EWS) alat pendeteksi pergerakan tanah, Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan vertikal, pemasangan plang peringatan, membentuk Desa Tangguh Bencana (DESTANA) yaitu desa mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana dan membentuk sekolah madrasah aman bencana (SMAB).
“Segala upaya pencegahan dan peringatan dini sudah kita lakukan dalam rangka meminimalisir risiko, kita juga sudah menyediakan sistem informasi kebencanaan untuk mengetahui daerah rawan tanah longsor yang bisa diakses melalui sikk.wonosobokab.go.id ” ucapnya.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Wonosobo, Wiyogo menambahkan dalam upaya pencegahan dan peringatan dini tanah longsor pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, cek berkala daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah.
“Kami datangi lokasi yang mempunyai potensi terjadi tanah longsor dan melakukan pemasangan plang peringatan dilokasi tersebut,” imbuhnya.(koi)