BANJARNEGARA, Mercusuar.co – Dieng Culutre Festival (DCF) ke XV tahun 2025 meruwat delapan anak dari berbagai daerah.
Dari delapan anak ini mempunyai permintaan unik yang berbeda , permintaan itu harus dipenuhi sebagai syarat dalam menjalani ruwat.
Pada DCF ke XV, delapan anak ini meminta beragam permintaan. Seperti Adinda Wijayanti putri (14) , putri kelahiran Depok Jawa Barat ini meminta di cukur sama Wak Iyeng yaitu Mbah Sumarsono dan Mbah Sumanto.
Aisyah Rahmadani (8) asal Desa Randegan Kecamatan Sigaluh ini meminta baju kembar dan sepeda lipat berwarna biru.
Warni , orang tua dari Aisyah ini mengatakan jika Aisyah merupakan anak kembar, sehingga meminta baju kembar yang akan diberikan kepada saudara kembarnya.
“Aisyah ini kembar, jadi kalau minta apa-apa selalu dua dan kembar untuk saudara kembarnya,” kata Warni.
Sementara Adinda Nesya Salsabila (6), putri dari pasangan Mutohar dan Suwaryanti asal Desa Wanakasihan, Sojokerto Wonosobo ini minta dibelikan HP baru dan Nanggap Lengger.
Aisyah Alifah Syaefudin (6) Asal Desa Kembangan Blado Batang meminta Gelang emas 2 buah. Selain itu putri pasangan Syaefudin dan Duriyah ini juga meminta buku belajar yang komplit.
Permintaan unik lainnya adalah sebuah HP baru, dan Buah Rambutan dari Yulviana (12) asal Garung Wonosobo. Putri dari Budiono ini juga meminta jambu air.
Sedangkan Shajfa Syaqila Sakennarava (4) asal Ngasinan Kidul Kalikajar Wonosobo meminta HP, Sepatu roda, Ingkung Ayam dan Ingkung Bebek.
M. Ghibran Althaf Dhaifullah (12) dari Mojotengah Wonosobo meminta kudangan sebuah Tab.
Ghibran, putra dari Dwi Kurniawan ini mengaku akan menggunakan Tab itu agar lebih giat dalam belajar.
Sedangkan Faedza Ahmad Afghani (7) , putra dari Yoga Dwi Nugroho asal Kulonprogo, Yogyakarta ini meminta mobil remot.
Sebelum menjalani prosesi pencukuran rambut, kedelapan anak berambut gimbal ini diarak keliling desa menggunakan tiga andong.
Kirab diawali dari rumah ketua adat sekitar pukul 08.00 WIB menuju tempat prosesidi Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Barang-barang yang menjadi permintaan anak sebelum dicukur dan tumpeng untuk selamatan di candi juga dibawa dalam kirab tersebut.
Tidak hanya warga lokal, namun seratusan partisipan DCF 2025 dengan menggunakan pakaian adat dari daerahnya masing-masing juga ikut dalam kirab budaya kali ini .
“Tahun ini agak berbeda dengan tahun kemarin karena kirab kali ini diikuti juga oleh ratusan partisipan DCF 2025 ,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pendawa, Alif Faozi.
Alif menambahkan, penyelenggara DCF tahun 2025 ini panitia berusaha menonjolkan acara kebudayaan sesuai dengan tema yang diusung “Back To The Culture” seperti semangat awal diadakannya Dieng Culture Festival.
Seperti diketahui, DCF 2025 digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu kemarin . Hari pertama, dibuka dengan aksi Dieng bersih, kemudian kongkow budaya pada sore hari dan Symphony Dieng dilanjut penerbangan lampion pada malam harinya.
Hari kedua, digelar cukur rambut gimbal di kompleks Candi Arjuna yang diikuti delapan anak dari beberapa daerah.
Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana, DCF yang awalnya tumbuh dari inisiatif masyarakat kini telah menjadi event budaya berskala nasional bahkan internasional.
Hal ini kata Dia, berkat dukungan banyak pihak seperti pemerintah pusat, pemerintah provinsi, sponsor, komunitas, dan masyarakat Dieng sendiri yang selalu menjaga kekompakan serta semangat gotong royong.
“Kami berharap, melalui festival ini, pariwisata di Banjarnegara dapat terus berkembang dengan berlandaskan pada prinsip sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan yaitu melestarikan alam, menjaga adat budaya, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” katanya.(**ahr)