Mercusuar.co, Purbalingga – Purbalingga Art Corner yang masih konsisten dengan sajian batik, ecoprint, rajut, sulam, lukis, musik, dan handmade rempah rempah kembali meramaikan area City walk GOR Goentoer Dardjono, Purbalingga, Minggu (4/6/2023).
Seperti biasa, PACon menjadi ajang branding dan pbelajaran bagi pengunjung yang datang. “PACon kali ini sangat istimewa, karrna kita juga kehadiran teman teman istimewa.
Ada anak-anak komunitas Punk, anak-anak difabel tuna rungu dari SLB Negeri Purbalingga, dan anak-anak santri dari Pondok Pesantren Sokawera,” ungkap Kordinator PACon, Parpti Yary kepada Mercusuar.co di sela sela acara.
Prapti mengatakan, PACon selalu konsisten untuk tetap berkegiatan pada Minggu pagi dalam satu bulan sekali. PACon juga selalu terbuka untuk umum yang ingin belajar tentang berbagai kerajinan yang disajikan oleh para kreator anggota PACon.
“Merek bisa belajar rajut, sulam, batik, ecoprint, lukis atau sekedar bermain musik. Tadi dengan tidak sengaja kami kedatangan teman-teman komunitas Punk. Jadi kami ajak sekalian mereka bernyanyi bersama dengan kawan kawan PACon,” katanya.
Menurutnya, teman-teman komunitas Punk layak diapresiasi karya seninya. Karena mereka juga sebagai pelaku seni walau hidupnya di jalanan. “Mereka baik, mereka juga manusia yang punya hak untuk dihargai. Jadi kami ajak mereka bernyanyi bersama,” ujarnya.
Sementara itu Prima, salah satu dari 4 anak komunitas Punk tersebut mengatakan kalau dirinya merasa senang bisa diterima di lingkungan para perajin di PACon. prima mengatakan, hal tersebut merupakan sambutan yang sulit diperoleh di tempat yang lain.
“Saya terkesan sekali dengan acara ini. Terkesannya karena mereka justru mengundang kami untuk bernyanyi di sini, sedang kami seperti ini kondisinya,” katanya.
Ia mengakui bahwa kondisi dirinya dan kawan-kawan lainya selalu dipinggirkan, tidak banyak yang mau menerima kehadirannya sebagaimana layaknya orang lain.
“Kami sadar kalau kami yang seperti ini tidak mudah diterima oleh orang lain,” ujarnya. Diketahui, ke empat anak Punk tersebut ternyata berhasil dar kota yang berbeda. Prima sendiri dari Banjarnegara, sementara yang lainnya dari Purwokerto, Purbalingga, bahkan yang satunya dsri Depok, Jawa Barat.(Angga)