Mengenal Komunitas Kandang Kebo, Komunitasnya Pecinta Sejarah Nusantara Masa Lampau

1684382624236

MERCUSUAR.CO, Sleman – Komunitas Kandang Kebo, bagi pengguna media sosial Facebook, komunitas ini sudah banyak dikenal dengan berbagai postingan tentang sejarah candi – candi maupun benda purbakala lainnya. Berdirinya komunitas ini pada awalnya hanyalah segelintir orang yang mempunyai hobby yang sama yaitu sejarah.

Menurut ketua Komunitas Kandang Kebo, Maria Tri Widayati, terbentuknya komunitas ini pada awalnya hanyalah sebuah obrolan ringan dan mempunyai keinginan untuk membuat kegiatan yang bersifat umum. Awal terbentuk sekitar tahun 2014 namun baru pada tahun 2016 kegiatan tiga bulanan mulai dilakukan.

“ Ya awalnya hanya teman – teman dengan hobby yang sama sekedar ngobrol ngalor ngidul dan timbul keinginan membuat kegiatan yang bersifat umum,” kata Maria Tri Widayati.

Maria Tri Widayati yang akrab dipanggil Budhe Maria oleh anggota komunitas Kandang Kebo menjelaskan, mengapa mengambil nama dengan Kandang Kebo. Basecamp komunitas Kandang Kebo berada di Dusun Ngaliyan Wedomartani Kecamatan Ngemplak Sleman yang kebetulan tepat dirumah Budhe Maria, memang terdapat kandang kebo sebagai tempat berkumpul. Dari situ lah nama komunitas Kandang Kebo diambil.

“ Nama Kandang Kebo mengambil filosofi hewan kerbau yang disiplin dan bijaksana. Kerbau yang selama ini malah dianggap bodoh dan plonga plongo dijadikan cerminan bahwa setiap anggota Kandang Kebo adalah orang bodoh yang mau belajar, tidak pernah merasa pintar dan haus akan pengetahuan,” jelas Budhe Maria saat ditemui Mercusuar.co disela-sela workshop beberapa waktu lalu.

Sebagai salah satu komunitas yang berkonsentrasi pada situs-situs peninggalan sejarah, Komunitas Kandang Kebo rutin mengadakan kegiatan tiga bulanan yang terbuka untuk umum. Kegiatan berupa workshop dan diskusi dengan beragam tema. Selain diskusi, Komunitas Kandang Kebo juga melakukan blusukan yang dilakukan hampir tiap minggu baik oleh perorangan maupun oleh seluruh anggota komunitas. Komunitas Kandang Kebo juga memiliki kegiatan yang bersifat insidental.

Sebagaimana diungkap salah seorang anggota Komunitas Kandang Kebo, Achid Zamroji. Achid mengungkapkan kegiatan Komunitas Kandang Kebo selalu terbuka untuk umum, baik itu workshop, diskusi maupun blusukan. Maka tak heran saat workshop ataupun diskusi peserta tak hanya dari wilayah DIY namun juga datang dari daerah lain.

“ Setiap kegiatan yang kami adakan selalu terbuka untuk umum. Dan untuk blusukan setiap minggu pasti ada anggota yang melakukan secara pribadi,” kata Achid.

1684382680696
Kegiatan Blusukan yang dilakukan Komunitas Kandang Kebo/ft. FB Komunitas Kandang Kebo

Semua kegiatan yang diselenggarakan memiliki tujuan untuk merawat sekaligus melestarikan situs peninggalan sejarah, serta mengedukasi warga agar lebih peduli pada peninggalan sejarah yang ada di sekitarnya. Tak jarang saat melakukan blusukan sering ditemui situs-situs peninggalan sejarah yang terbengkalai bahkan hilang akibat dicuri orang yang tidak bertanggungjawab. Bahkan pernah ditemukan Yoni yang berubah fungsi menjadi tempat sampah. Hal inilah yang menjadi dasar Komunitas Kandang Kebo memberikan edukasi kepada masyarakat.

“ Dengan blusukan, selain menyalurkan hobi juga bisa terus terhubung dengan para leluhur, menyambung benang merah antara kita dimasa sekarang dengan nenek moyang di masa lalu,” tutup Budhe Maria. (fen)

Pos terkait