Mengenal Desa Selapura di Tegal, Terdapat Larangan Membuat Pondasi Rumah dari Batu

Desa Selapura
Desa Selapura sendiri ialah salah satu desa di Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.

MERCUSUAR.CO, Tegal – Terbentuknya beberapa desa di Kabupaten Tegal, nyatanya menaruh beberapa sejarah yang tidak boleh terlupakan. Tidak sedikit pula mitos yang menyertainya, semacam pada legenda terbentuknya Desa Selapura di Tegal.

Desa Selapura sendiri ialah salah satu desa di Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Menilik dari etimologi bahasanya, kata Selapura berasal dari kata Sela dan Pura. Sela dalam bahasa Jawa berarti batu besar, sebaliknya Pura berarti tempat memuja.

Bacaan Lainnya

Sehingga apabila 2 kata tersebut digabungkan jadi satu, menjadi kata Selapura yang berarti batu tempat memuja ataupun tempat memuja dari batu. Bisa jadi makna kata Selapura itu berkaitan dengan bukti-bukti yang ada.

Misalnya di Desa Selapura ditemui sisa-sisa bangunan candi, yang dibuat dari kombinasi batu andesit serta bata merah. Oleh masyarakat setempat, candi tersebut diberi nama Candi Anjing, serta lazimnya candi adalah identik sebagai tempat buat memuja.

Asal Usul Desa Selapura di Tegal

Tidak hanya itu, terdapat pula versi yang lain tentang asal usul terbentuknya Desa Selapura. Dari literasi lain mengatakan kata Selapura berasal dari kata salah dan diampura. Salah artinya kesalahan dan diampura berarti dimaafkan.

Sehingga bila terangkai jadi satu kalimat hendak berarti kesalahan yang dimaafkan. Tidak cuma itu, terdapat pula yang secara toponimi berkata kata Selapura diambil dari kata selopuro, ialah nama salah satu wilayah di Jawa Timur.

Ialah nama yang diambil oleh orang- orang Majapahit dikala itu. Argumentasi ini diperkuat dengan banyaknya masyarakat serta warga Desa Selapura yang masih mempunyai garis generasi dari daerah Selopuro (istilah lain Majapahit).

Mitos yang berkembang di warga sekitar

Tidak hanya filosofi pembentukannya, terdapat pula hal yang menarik terkait mitos yang tumbuh di Desa Selapura di Tegal tersebut. Mitos tersebut terkait larangan membangun pondasi rumah dengan memakai batu.

Berdasarkan cerita yang berkembang dari mulut ke mulut, mitos tersebut mulai ada sejak abad ke-16. Konon mitos larangan tersebut berawal dikala Pangeran Junjang menewaskan seekor anjing memakai batu candi.

Semenjak peristiwa seperti itu setelah itu Pangeran Junjang menyuruh masyarakat Desa Selapura melarang memakai batu saat membuat pondasi rumahnya. Batu Candi itulah yang kemudian disebut sebagai Candi Anjing.

Nama Candi Anjing pula berkaitannya dengan arca anjing yang konon ditemui masyarakat di komplek candi. Tidak hanya mitos larangan tersebut, terdapat pula cerita lain tentang keberadaan makam senjata pasukan Untung Suropati.

Keberadaan Untung Suropati serta pasukannya

Ceritanya saat Untung Suropati berhasil membunuh Kapten Tack (Tak), dia bersama pasukannya langsung menjadi buruan pasukan Belanda. Untuk menghindari kejaran pasukan Belanda, Untung Suropati bersama pasukannya menyingkir ke Kalisoka (Tegal).

Mengutip Tim Facebook Tlatah Tegal- Sejarah, Budaya, serta Morfologi Kota, pasukan Untung Suropati kemudian bersembunyi serta menetap di Desa Kalisoka atas izin Adipati Reksonegoro 1. Belum lama nyatanya tempat persembunyian Untung Suropati sukses terendus pasukan Belanda.

Mengetahui keberadaan Untung Suropati dan pasukannya di Desa Kalisoka, Belanda kemudian meminta Adipati Reksonegoro mengusir dan memeranginya. Untung Suropati dan pasukannya pun melarikan diri, dan kemudian untuk sementara waktu bersembunyi di Desa Selapura.

Dikala bersembunyi di Desa Selapura, Untung Suropati mendirikan padepokan serta mememinta para pemuda desa bergabung dengan pasukannya melawan Belanda. Supaya tidak dikenal Belanda lagi, sebagian senjata pasukannya dikubur semacam makam manusia lengkap dengan nisannya.

Walapun setelah itu keberadaan Untung Suropati serta pasukannya di Desa Selapura, kembali dikenal Belanda. Saat sebelum meninggalkan Desa Selapura, Untung Suropati menyuruh salah satu abdi setianya, Singamerta buat melindungi makam- makam senjata tersebut.

Perintah itu tetap dilaksanakan Singamerta sampai meninggal dunia. Itulah mengapa di Desa Selapura juga terdapat makam Mbah Singamerta. Itulah mitos Desa Selapura di Tegal, yang menjadi salah satu saksi perjuangan mengusir penjajah dari Bumi Pertiwi.

Pos terkait