Memandang Kota Purbalingga dari Bukit Mertelu Sangkanayu

desa sangkanayu 2
Memandang Kota Purbalingga dari Bukit Mertelu Sangkanayu

MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Di desa Mertelu kecamatan Mrebet terdapat obyek wisata indah bernama Bukit Mertelu. Disini anda bisa memandangi kota Purbalingga dan Gunung Slamet dalam satu tempat.

Desa ini tergolong maju, memiliki obyek wisata dan aneka kerajinan khas seperti jenang sangkanayu, kebun nanas, dan gula jawa hingga kesenian kuda lumping yang disuguhkan pagi wisatawan. Makanan khas yang tak ada duanya di desanya adalah nasi Bronjol.

Bacaan Lainnya

Desa yang secara akses berada di radius 15 kilometer dari pusat kota Purbalingga ini terus berbenah dalam mengembangkan wisatanya. Terbaru di Bukit Mertelu sedang dikembangkan rest area Si Kelip Sangkanayu. Lokasi ini sangat cocok untuk berteduh dan menyeruput kopi di tengah hutan yang masih alami.

Bukit Mertelu merupakan puncak perbukitan di antara bukit-bukit sekitarnya. Saat berada di puncak bukit ini, penunjung bisa menikmati panorama Kabupaten Purbalingga dari atas. Penamaan ‘Mertelu’ pada bukit di Purbalingga ini didasari tiga areal perbukitan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu objek wisata alam ini dinamakan ‘Mertelu’ yang berasal dari kata telu yang dalam Bahasa Jawa berarti tiga.

Secara arti keseluruhan, Bukit Mertelu ini adalah bukit ketiga dari bukit-bukit di sekitarnya. Areal perbukitan ini masih dalam satu kawasan dengan kawasan Perhutani yang dikelola oleh sekelompok warga masyarakat desa yang peduli dengan potensi wisata dari bukit tersebut.

Sekelompok warga tersebut bekerja sama dengan pihak Perhutani hingga akhirnya terbentuk kemitraan. Hasil kerja sama tersebut berupa pembagian keuntungan dari penjualan tiket sebesar 60% untuk warga desa, dan 40% untuk pihak Perhutani.

Destinasi bukit Mertelu dengan hamparan pepohonan itu wisatawan juga akan dimanjakan dengan burung berkicauan yang jumlah masih banyak disana. Suasana tersebut menambah syahdunya perjalanan hawa dingin sepadan untuk sebuah keindahan yang tak jauh dari perkotaan.

Kota Purbalingga dan sekitarnya bisa disaksikan dengan mata telanjang dari bukit ini. Bukit terindah di Purbalingga, begitu orang-orang menyebutnya. Air terjun di desa sini Curug Sinatar, bisa anda melewatinya dengan berjalan melintasi area perkebunan yang alami. Di sepanjang jalan itu anda juga bisa menyaksikan para penderes gula kelapa. Jenang Sangkanayu yang terkenal kelezatannya pun anda bisa nikmati dan menjadi oleh-oleh saat berkunjung ke desa ini.

Jika ingin melakukan perjalanan menuju ke destinasi wisata alam Bukit Mertelu anda bisa melewati dengan rute jalan kabupaten menuju arah Serang dari arah selatan (Kecamatan Mrebet). Kemudian dari Desa Sangkanayu menuju Serang akan menemukan sebuah papan yang menujukan arah Bukit Mertelu. Sesampainya di areal parkir, pengunjung masih harus naik ke atas bukit kurang lebih 1,5 km.

Puncak bukit ini merupakan spot terbaik menikmati pemandangan gagahnya Gunung Slamet. Di puncak bukit tersebut pengunjung dapat menikmati hamparan bukit dan dataran rendah yang sungguh menawan.
Harga tiket masuk objek wisata alam di Purbalingga ini Rp5.000 per orang. Dengan harga murah, pengunjung sudah dapat menikmati pemandangan panorama Kabupaten Purbalingga dari atas bukit.

Selain itu, disediakan pula spot-spot untuk berswafoto yang menarik, salah satunya adalah ayunan yang menyuguhkan latar berupa pemandangan asri dari Bukit Mertelu. Sedangkan untuk jam operasional Bukit Mertelu ini mulai dari jam 04.00 hingga 16.00 WIB. Dengan jam operasional tersebut, pengunjung juga bisa berburu pemandangan sunrise (matahari terbit) dan sunset (matahari terbenam) yang indah dan memukau.

Tak hanya wisata, anak-anak di desa ini juga dua kali dalam sebulan berlatih memainkan kuda lumping. Sebuah kesenian tradisional yang dipentaskan anak-anak dengan memerankan kesenian ini bak kstaria dalam peperangan penungga kuda yang tentu disajikan bagi wisatawan atau tamu yang berkunjung kesana.

Jika anda berkenan, berkunjunglah ke desa ini dan anda bisa nikmati nasi Bronjol. Sebuah nasi campuran jagung, pete, sayur dan sambel yang menggoda. Nasi khas ini penuh sejarah. Konon, saat barang langka, harga beras bisa melambung hingga sulit terjangkau masyarakat ekonomi lemah nasi inilah lahir. Warga Desa Sangkanayu punya cara tersendiri untuk menyiasati persoalan itu.

Mereka mencampur beras dengan jagung yang harganya lebih murah hingga melahirkan bentuk makanan baru. Jagungnya diremuk agar besaran butirnya menyerupai beras. Beras dan jagung yang sudah dihancurkan lalu dimasak atau dikukus secara bersamaan.

Makanan berbahan campuran beras dan jagung dilengkapi sambal ini dipamerkan dalam berbagai gelaran produk unggulan UMKM di Purbalingga. Termasuk langka dan hanya ada didesa ini.

Kepala Desa Sangkanayu Ali Nursetiawan mengatakan desa ini terus berbenah dalam memajukan destinasi wisata dan usaha kecil mikro di desa. Potensi wisata tersebutlah yang diyakini bakal menggerakkan ekonomi warga dengan ditunjang secara akses ke desa tersebut sudah sangat mudah bagi wisatawan.

Memiliki luas wilayah keseluruhan 222,5 Ha, menjadikan kepala desa mempunyai banyak obsesi untuk menjadi desa ini maju. Fasilitas pendidikan dan pelayanan kesehatan yang sudah memadai menjadikan desa ini memiliki masa depan maju untuk masa-masa mendatang.

Pos terkait