MERCUSUAR.CO, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, masih banyak negara-negara yang masyarakatnya tidak senang atau tidak bahagia. Hal ini disebabkan karena kondisi lonjakan inflasi dan suku bunga yang masih tinggi di negara-negara tersebut.
“Kalau lonjakan inflasi tinggi, masyarakatnya tidak bahagia,” kata menteri yang akrab disapa Ani, dalam acara Penyerahan Insentif Fiskal yang disiarkan secara langsung lewat Kanal Youtube Kementerian Keuangan RI, Senin (31/7/2023).
Baginya, negara- negara dengan lonjakan inflasi yang tinggi akan berefek kepada kebahagiaan dari para penduduknya. Demi mengatur inflasi, suku bunga dikerek naik, sampai akhirnya negara tersebut terpaksa mengerem ataupun menghentikan sisi permintaan.
“Tetapi jika direm, dari sisi demand serta suplainya kena disrupsi, tentu negara itu ekonominya tidak membaik kondisinya,” ucapnya.
Lonjakan inflasi serta suku bunga yang tinggi masih terjadi di sebagian negeri saat ini, semacam halnya di India, suku bunga yang sebelumnya cuma di 3% saat ini jadi 6 5%. Kemudian Brazil, yang sebelumnya dekat 3% pula melonjak naik ke 13,3%, Meksiko di 11,2% dari semula 3% pula. Begitu pula dengan Inggris yang suku bunganya di 5%.
“Masyarakat tidak bahagia berarti jadi krisis politik di bermacam negara Eropa. Saat ini pemilunya lagi mengalami keadaan yang tidak baik. Masyarakatnya tidak hepi, terdapat pengangguran serta pula terdapat imigrasi yang berasal dari negara- negara yang setelah itu pindah,” kata Ani.
Ani menarangkan, suku bunga negeri maju yang sangat besar ini tidak cuma mengatur lonjakan inflasi, tetapi pula pengaruhi cost of fund di segala negeri. Di AS sendiri, The Fed sudah menaikkan suku bunga jadi 5,75%. Sebaliknya di Eropa pula naik jadi 4,5% yang semula 0%.
Di sisi lain, tatkala dunia tengah begitu runyam dengan ekonomi yang melemah dan suku bunga yang melonjak besar, keadaan kebalikan terjadi di Indonesia, yang mana sudah menampilkan pemulihan. Ani berkata, Indonesia sanggup bertahan dengan perkembangan di atas 5% sepanjang 6 kuartal berturut-turut.
“Ini dalam suasana dunia guncang tadi. Serta jika kita amati perkembangan ekonomi ini lumayan sehat, didukung sisi demand, permintaan serta sisi suplainya. Dari sisi suplai tadi, kita tercantum PMI Manufaktur kita lumayan positif serta zona lain mulai pulih,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Ani pula mengklaim perkembangan ekonomi RI lumayan menyeluruh di tiap daerahnya. Di wilayah Pulau jawa sendiri, perkembangan ekonominya sudah menggapai 5,3% di 2022 kemudian dan pada kuartal I 2023 telah di atas 5%.
Sedangkan itu untuk wilayah yang lain pada kuartal I 2023, Sumatera sendiri juga sudah berkembang 4,8%, Kalimantan 5,8%, Sulawesi 7%, Bali serta Nusa tenggara 4,7%, dan Maluku serta Papua 2%. Keadaan ini menampilkan Indonesia masih sanggup buat melindungi stabilitas.
“Ini perihal yang bagus. Jadi, saya mau berkata kalau Indonesia mempunyai kinerja ekonomi yang relatif baik, normal serta perform, sebab ada yang hanya perform satu semester ataupun 1. Nah Indonesia ini 6 kuartal berturut- turut,” pungkasnya.