MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Batik adalah warisan budaya yang sangat anggun dan indah, warisan budaya ini juga dikagumi dan telah diakui oleh dunia. Batik yang dulunya dibuat menggunakan canting, pada masa kini berkembang mengikuti kreativitas dan potensi yang ada, sehingga Batik pun dapat dibuat menggunakan media lain. Seperti cap, ciprat, lukis, cetak sablon, maupun model printing.
Batik Ciprat Desa Maron merupakan inisiatif masyarakat Desa Maron, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, untuk melibatkan dan memberdayakan penyandang disabilitas dalam pembuatannya.

Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kerja dan keterlibatan sosial kepada penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat memiliki penghasilan mandiri dan merasa dihargai sebagai bagian penting dari masyarakat.
Kaur Perencanaan Pembangunan dan Umum Desa Mlandi Akhmad Istangin, mengatakan angka penyandang disabilitas di Kabupaten Wonosobo cukup tinggi. Karena itu Pemerintah Desa setempat kemudian memberdayakannya dengan cara diikutkan dalam program pelatihan memproduksi batik ciprat.
“Pembuatannya dilakukan dengan mencipratkan larutan malam atau bahan untuk melukis pola batik,” terangnya.
Dinamakan Batik Ciprat karena motifnya sendiri seperti cipratan-cipratan yang terbentuk menggunakan tangan, sendok dan kuas atau lidi sehingga terbentuk cipratan-ciparatan abstrak pada kain.
Melalui kegiatan tersebut Akhmad berharap dapat terus berjalan sehingga produk batik ciprat yang dibuat oleh penyandang disabilitas Desa Maron menjadi kebanggaan warga Kabupaten Wonosobo. bisa merambah pasar yang lebih luas dan kian diminati oleh masyarakat luas dengan kualitas tinggi dan harga yang bersaing. (*)