MERCUSUAR.CO, Yogyakarta – Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) berdiri pada 15 Oktober 1992 di Universitas Brawijaya Malang. Sepanjang hampir 31 tahun mewarnai gerakan mahasiswa, ribuan alumni PPMI menekuni bermacam profesi. Terdapat yang melanjutkan karir sebagai jurnalis, tidak sedikit pula yang jadi politisi, dosen, pengusaha, apalagi ibu rumah tangga.
Pada 2015, mantan aktivis pers mahasiswa itu berkumpul kembali. Mereka membentuk wadah bernama Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI). Melalui lembaga ini, persaudaraan, idealisme, serta kontribusi pemikiran buat bangsa dikobarkan kembali.
Dalam perjalanannya, FAA PPMI sering menggelar diskusi, menyerukan kebebasan pers, dan advokasi pada Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) yang menerima represi. Beberapa kegiatan itu bisa dilihat di website bersatoe.com dan akun IG alumnippmi. official.
Terbaru, para mantan aktivis PPMI kembali berkumpul pada Sabtu, 26 Agustus 2023 di Yogyakarta. Kegiatan rencananya dibuka dengan simposium atau seminar yang dihelat di Gedung Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kegiatan dilanjutkan dengan Rapat Komisi dengan tajuk “Naskah Rekomendasi Untuk Indonesia Ke Depan”. Para alumni akan dibagi sesuai bidang yang ditekuni, antara lain politik, ekonomi, hukum, budaya, serta kebebasan pers.
“Kami sengaja memilih kampus selaku lokasi kegiatan, itu merupakan pesan jika acara FFA PPMI hendak menyerukan pesan moral, tidak ada kepentingan politik di dalamnya,” kata Mustakim, ketua panitia Reuni Alumni PPMI, Kamis, 24 Agustus 2023.
Mantan aktivis pers mahasiswa dari LPM Ekspresi UNY itu menjelaskan, latar belakang kegiatan ini digelar sebab akan terselenggaranya pemilu pada tahun 2024. Acara demokrasi itu bakal melahirkan pemimpin baru di Indonesia. Sehingga, para alumni PPMI perlu merapatkan barisan.
Lewat rapat komisi, mereka akan merumuskan usulan dan rekomendasi pada kasus yang belum terselesaikan. Misalnya, kebebasan berekspresi, lingkungan, sampai kebijakan ekonomi di Indonesia. Hasil diskusi alumni itu akan dimatangkan di sidang pleno, yang selanjutnya akan dirilis pada Konferensi Pers Alumni Pers Mahasiswa se-Indonesia. Rangkaian kegiatan ditutup dengan kegiatan santai di Prambanan Jazz Café yang dimulai pukul 19.00–22.30 wib.
Berkumpulnya alumni PPMI di Yogyakarta ini bukan semata- mata reuni mengenang masa lalu. Di dalamnya terdapat upaya menjaga idealisme, atau hal sangat sederhana ialah semangat berbuat baik untuk bangsa.
Semenjak berdiri pada 1992, PPMI menjadi poros gerakan aktivis pers mahasiswa di Indonesia, bahkan sampai saat ini. Di masa Orde Baru, pers mahasiswa jadi alternatif informasi di tengah hegemoni penguasa. Menjelang reformasi 1998, pers mahasiswa andil selaku pemersatu mahasiswa melalui tulisan-tulisan kritis. Media yang dikelola aktivis pers kampus menggerakkan aksi- aksi demonstrasi, sampai wacana menumbangkan Orde Baru.
Dari generasi ke generasi, pers mahasiswa dari bermacam- macam wilayah, kampus, serta kultur terus membangun kekuatan. Tidak terasa, pergerakan PPMI saat ini menginjak umur 31 tahun.