MERCUSUAR.CO, Semarang – Mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Anindita Syafa Nabila Rizky (21) meninggal di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (25/6/2023).
Anindita Syafa Nabila Rizky, dikabarkan diduga mengalami hipotermia dan meninggal saat berada di pos empat Gupakan Menjangan via jalur Candi Cetho, Gunung Lawu.
Pantauan mercusuar.co dirumah duka, yang beralamat di Graha Sendangmulyo VI no.5 tersebut, rencananya Anindita Syafa Nabila Rizky akan di makamkan hari ini di TPU Sendang Winong, Senin (26/6/2023) pukul 10.00 WIB.
Anindita Syafa Nabila Rizky, mendaki beserta rombongan Mapala Kompas Undip (kelompok mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin).
Sementara itu, Humas Mahasiswa Pecinta Alam (Wapeala) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Choerud Salsabila, membenarkan adanya mahasiswi di kampusnya yang meninggal di Gunung Lawu.
“Benar mahasiswa Undip. Tapi korban bukan dari Wapeala. Karena Mapala (mahasiswa pecinta alam) yang sedang mengadakan fun hiking di Gunung Lawu pada tanggal 23-25 Juni 2023 adalah Mapala Kompas Undip (kelompok mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin),” katanya dalam pesan singkat, dikutip dari Kompas.com, Minggu malam (25/6/2023).
Kronologi Kejadian
Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto menjelaskan kronologi kejadian, awalnya sekitar pukul 12.06 WIB pos pendakian mendapat kabar dari salah seorang porter yang menemukan pendaki tidak sadarkan diri di Pos 4 atau di Gupakan Menjangan.
“Pos pendakian awal mendapatkan info dari porter bahwasannya wanita tersebut yang tak sadarkan diri dengan mulut berbusa dan denyut jantung tidak ada,” ujarnya, dikutip dari detikjateng, Minggu (25/6/2023).
Selanjutnya sekitar pukul 13.30, korban dipastikan tidak tertolong atau meninggal dunia, “lalu tim SAR melakukan evakuasi korban untuk bisa dibawa turun”.
“Korban berhasil dievakuasi dan dibawa turun sekitar pukul 18.11 WIB langsung dibawa ke Puskesmas Jenawi,” lanjutnya.
Arif mengungkapkan, korban sebelumnya mendaki rombongan 17 orang dari Undip Semarang. Sedangkan untuk rombongan korban masih berada di posko induk pendakian.
“Iya benar bersama rombongan (mendaki) sekitar 17 orang. Tadi rombongan berada di posko induk pendakian. Untuk operasi ditutup sekitar pukul 19.45 WIB,” ucapnya.
Lebih lanjut, Arif mengatakan bahwa untuk evakuasi korban tidak ada halangan. Cuaca di atas terbilang cerah. “Tidak ada kendala untuk evakuasi, cuaca di atas juga cerah jadi memudahkan,” imbuhnya.
Arif mengatakan, sebelum meninggal, korban diduga kelelahan dan mengalami hipotermia. “Kemungkinan besar kelelahan dan hipotermia dan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik yang mengenai korban tersebut,” pungkasnya.(djs)