Lebaran dan Silaturrahmi

IMG 20240408 WA0014

MERCUSUAR.CO, Semarang – Hari hari akhir puasa Ramadhan tahun 1445 H ini kita disuguhkan dengan berbagai informasi tentang perjalanan panjang tanpa lelah yang dilakukan oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia. Peristiwa penting dalam sejarah umat Islam di Indonesia dinamakan mudik lebaran. Pasalnya setiap orang yang tinggal di luar tempat tinggalnya akan selalu merindukan untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar nya di tempat tinggal semula.

Bagi para sosiolog, peristiwa ini adalah tradisi yang telah mandarah daging di kalangan umat Islam Indonesia yang akan merayakan hari Idul Fitrinya. Sebagai mahluk social umat Islam di manapun berada akan merindukan situasi masa masa kecil yang penuh dengan kenangan. Oleh karena itu ketika sudah menginjak dewasa bahkan sudah survive di daerah lain, mengandaikan bila saat saat lebaran bisa berkumpul dengan keluarga dan handai tolan.

Bacaan Lainnya

Sementara itu bagi para agamawan, tentu peristiwa mudik ini tidak hanya tradisi yang selalu diinginkan oleh setiap insan manusia. Agamawan memandang bahwa prosesi mudik tidak sekedar mencari kebahagiaan bersama orang-orang terdekatnya, tetapi lebih dari pada itu, mudik merupakan internasisasi nilai nilai Al Quran tentang birrul walidain atau berbuat baik kepada dua orang tua (Al-Isra 23-24).

Berbuat baik kepada orang tua adalah ajaran Islam yang biasanya dikenalkan seiring dengan persoalan keimanan. “Telah ditetapkan kepada kamu sekalian umat manusia untuk menyembah Tuhanmu dan untuk berbuat baik kepada kedua orang tuamu”.

Betapa pentingnya posisi orang tua untuk di mata anak anaknnya. Alloh SWT mengingatkan kepada umat manusia untuk selalu memandang orang tua bukan sebagai beban tetapi sebagai kewajiban untuk berbuat baik kepada keduanya.

Apalagi di akhir akhir bulan Ramadhan ini keinginan bertemu dengan orang tua menjadi sangat berarti. Bagi orang tua yang masih hidup, birrul awalidain merupakan perintah Alloh SWT untuk memuliakan orang tua, dengan memperlakukannya sebaik mungkin. Di gambarkan dalam Al-Quran, kita tidak boleh mengungkapkan kata “uf”, jangan berlaku kasar dan sebaliknya hendaknya kita selalu berkata yang sopan santun.

Sementara bagi yang sudah tidak memiliki orang tua, pilihannya adalah berdoa kepada Alloh SWT agar kedua orang tua diberi maghfiroh Alloh SWT, dan menziarahi qubur merupakan pilihan yang sangat tepat untuk memanjatkan doa kepada kedua orang tuan yang telah mendahului kita.

*Silaturrahmi Tahunan*

Meski tidak diungkapkan oleh para pemudik, tetapi tersirat makna kepergian para pemudik ke daerah asal merupakan bagian dari menjalin silaturrahmi dengan keluarga besar di daerah masing masing. Kesibukan bekerja bagi sebagian kita, tidak pernah ada habisnya, satu kegiatan selesai telah menunggu kegiatan di belakangnya. Rutinitas ini yang sering mengusik rasa kemanusiaan kita yang memerlukan sentuhan rohani dari hati yang paling dalam.

Silaturrahmi tidak hanya bertemu fisik tetapi silaturrahmi juga pertemuan emosional dengan orang orang yang pernah dikenalnya. Persamaan satu keturunan, persamaan satu daerah dan berbagai persamaan lainnya memberikan semangat pada even silaturrahmi, maka tidak lah berlebihan dalam sebuah hadits disebutkan’, “man ahabba an yubsato lau fi rizqihi, wa an yunsaa lahu fi atsarihi fal yaqul khoiran au liyasmut” (Barang siapa yang ingin dibukakan rizkinya, dan dipanjangkan umurnya, maka bersilaturrahmilah).

Memang bulan ramadhan bukanlah bulan silaturrahim tetapi moment akhir ramadhan bisa dijadikan sebagai etape awal untuk menjadikan ramadhan dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT, salah satunya dengan menggelar silaturrahmi terbesar bagi umat Islam. Melalui silaturrahmi akbar inilah umat Islam bersuka cita dan mensyukuri segala nikmat Alloh SWT, dengan banyak berbagi kebahagiaan seperti membagikan zakat, infaq dan sedekah kepada sesama ummat. Bagi yang mampu akan menjadi muzakki (orang yang berzakat) dan yang belum kaya menjadi mustahiq, yakni orang yang berhak menerima zakat.

Memang bulan ramadhan bukanlah bulan silaturrahim tetapi moment akhir ramadhan bisa dijadikan sebagai etape awal untuk menjadikan ramadhan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT, salah satunya dengan menggelar silaturrahmi terbesar bagi umat Islam. Melalui silaturrahmi akbar inilah umat Islam bersuka cita dan mensyukuri segala nikmat Alloh SWT, dengan banyak berbagi kebahagiaan seperti membagikan zakat, infaq dan sedekah kepada sesame ummat. Yang mampu menjadi muzakki dan yang belum kaya menjadi mustahiq, yakni berhak menerima zakat.

Penulis: Imam Yahya, Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Sekretaris MUI Jawa Tengah, dan Sekretaris Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Tengah.

Pos terkait