Wonosobo, Mercusuar.co – Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang dibangun dikawasan Jaraksari di sepanjang jalan Kyai Muntang adalah bentuk upaya pengentasan kawasan kumuh. Proyek yang dimulai pada 2021 ini rampung pada Juli 2022 kemarin.
Kepala Bidang Perumahan Kawasan Permukiman dan Perhubungan (Disperkimhub) Indri Widiastuti menjelaskan program tersebut merupakan upaya pengentasan kawasan kumuh di Kelurahan Jaraksari dan sebagian Wonosobo Timur. Hal ini dilihat dari beberapa aspek, yakni saluran air, sanitasi, MCK, hydrant, pengelolaan sampah dan masih banyak lagi.
“Ini program multi years dari World Bank, nilai kontraknya sebesar Rp20,8 M. Pembangunan ini digarap di atas kawasan kumuh seluas 15 hektar, semua yang menangani Kementerian PUPR pusat bidang permukiman,” kata Indri.
Indri menambahkan, World Bank menganggarkan sekian untuk sarana dan prasarananya. Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat atau warga terdampak pembangunan menggunakan pada APBD yang melalui beberapa proses mulai dari pendataan oleh Tim Kotaku setempat, kemudian membuat berita acara ke BPN dan dilakukan pengukuran serta apraisal.
“Selain pedestrian, pembangunan ini nantinya juga akan menghasilkan saluran air, pencegahan banjir, pembangunan ipal komunal dan pengadaan hydrant sebagai upaya penyelamatan jika ada kebakaran,” tutur Indri.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyampaikan apresiasi untuk pembangunan program kotaku dan atas nama pemerintah kabupaten mengucapkan terimakasih kepada warga Jaraksari atas bersedia dan bertempatan program kotaku.
“Karena adanya dukungan dari masyarakat semua program kotaku ini berjalan dengan lancar,” ujar bupati
Bupati menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga dan merawat kelestarian dan keindahannya program kotaku yang sudah berjalan ini.
“Karena menjaga dan merawat lebih susah daripada membangun,” kata afif.
Bupati berharap program kotaku Jaraksari bisa menjadi pilot project dan bisa menjadikan percontohan untuk ditempat lainnya.