MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Industri kenalpot buatan handmade pengrajin kenalpot di Kabupaten Purbalingga sebentar lagi akan berstandar Nasional Indonesia (SNI). Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin, Kamis (24/2/2022).
“SNI menjadi salah satu harapan para pengrajin knalpot di Purbalingga. Diketahui industri knalpot Purbalingga merupakan knalpot aftermarket (handmade),” tuturnya.
Johan menyampaikan, standar SNI untuk knalpot aftermarket sangat penting. Hal ini bertujuan meningkatkan daya saing produk unggulan Purbalingga, sekaligus meningkatkan citra produk yang selama ini masih dianggap sebagai produk non standar, sehingga terkesan ilegal.
“SNI sangant penting, kenapa? Karena meningkatkan daya saing produk unggulan Purbalingga dan nantinya tidak terkesan ilegal,” terangnya.
Sementara Kepala Kantor Layanan Teknis BSN Bandung, Hardiles mengatakan sangat memungkinkan bila Purbalingga akan mengusulkan SNI khusus produk knalpotnya. BSN akan segera lakukan pembahasan internal untuk menyusun kajian spesifikasi komponen knalpot yang akan diberi lisensi standar SNI. Kajian akan dilakukan dengan melibatkan akademisi serta stakeholder yang terkait.
“Perwakilan dari Direktorat LMEA Kemenperin mengungkapkan siap untuk memberikan fasilitasi dan pendampingan agar proses sertifikasi ini berjalan dengan baik,” katanya.
Diketahui, di Kabupaten Purbalingga hampir 1.000 pengrajin menggantungkan hidupnya dari industri handmade knalpot, industri rumahan yang bermula dari Dukuh Sayanga, Desa Kembaran, Kecamatan Purbalingga ini menyebar di berbagai wilayah di Kabupaten tersebut.
Berbagai merk telah dikenalkan kepada publik, seperti Alpino, DRC, Abenk Makler. Produk lokal ini boleh dibilang sudah bersaing kualitasnya dengan produk pabrikan, Karena knalpot Purbalingga sudah banyak yang dikirim ke luar negeri.
Beberapa negara yang sudah menjadi pelanggan export Knalpot-knalpot dari Purbalingga diantaranya Australia, Arab, Swedia dan diakuinya seluruh Asia hampir semuanya pernah dikirimkan knalpot dari Purbalingga. Hanya saja permintaan dari negara-negara tersebut selalu memesan yang masih polos, tanpa merek. (*)
