MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Desa Pagerejo, Kecamatan Kretek, menjadi pusat perhatian dengan diadakannya kirab budaya yan dimulai dari Sasana Adipura dan berakhir di Dinas Sosial dan Budaya. Acara ini menampilkan berbagai ragam budaya dan tradisi, menggambarkan kekayaan warisan leluhur yang masih dilestarikan hingga kini.
Kirab budaya ini menampilkan berbagai macam seni tradisional, termasuk kuda kepang, warok, embleg, dan lengger. Setiap penampilan berhasil memukau penonton bahkan pejalan kaki. Tidak hanya seni tradisional, kirab ini juga dimeriahkan oleh penampilan drum band Ansor dari Kecamatan Kretek.

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penyerahan buku yang mengisahkan tentang Sultan Hamengku Buwono II. Proses penulisan buku tersebut memerlukan waktu yang panjang karena harus dilakukan riset terlebih dahulu dari sumber yang terpercaya. Selain itu, pengajuan pendaftaran Sultan Hamengku Buwono II sebagai Pahlawan Nasional juga harus mengikuti uji materi yang ketat, termasuk pendaftaran ke Dinas Sosial untuk memperoleh pengakuan resmi.
Ananta Hari Nursasetya, trah Hamengku Buwono II sekaligus penulis buku, menyampaikan harapannya agar Sultan Hamengku Buwono II dapat diakui oleh pemerintah sebagai Pahlawan Nasional. “Harapannya, presiden berikutnya dapat mengakui beliau menjadi pahlawan nasional,” ujarnya.
Pendaftaran Hamengku Buwono II sebagai Pahlawan Nasional RI disertai dengan kirab budaya dari Desa Pagerejo. Ananta menekankan pentingnya peran Yogyakarta yang memiliki banyak tempat bersejarah terkait dengan Hamengku Buwono II, seperti Serat Suryorojo yang berkaitan dengan kesusastraan, arsitektur situs kebudayaan yang menjadi inspirasi rumah-rumah Jawa saat ini, dan kemiliteran yang juga termasuk dalam kisah perjuangannya.
Kepala Desa Pagerejo, Nurwadi, menegaskan bahwa Desa Pagerejo dipilih sebagai titik awal kirab budaya karena desa ini masih menjaga dan melestarikan peninggalan dari Hamengku Buwono II.
“Di tempat kami masih mempertahankan tenongan, itu merupakan salah satu peninggalan beliau juga dulunya,” ungkap Nurwadi.
Kirab budaya ini tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan dan mempromosikan budaya lokal, tetapi juga menjadi momentum untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa Sultan Hamengku Buwono II. Dengan adanya dukungan dari masyarakat dan pemerintah, diharapkan upaya untuk mengakui beliau sebagai Pahlawan Nasional dapat segera terwujud.
Acara tersebut menjadi bukti nyata bahwa budaya dan sejarah tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Desa Pagerejo dan sekitarnya. Melalui kirab budaya ini, semangat untuk melestarikan warisan leluhur dan memperjuangkan pengakuan terhadap tokoh-tokoh penting dalam sejarah bangsa terus bergelora.(Gen)