Kebun Keluarga Jadi Solusi Kebutuhan Gizi Keluarga

29ksolusi

MERCUSUAR.CO, Semarang – Konsep kebun keluarga atau urban farming menjadi solusi dalam mengatasi kebutuhan gizi keluarga terutama dari sayuran maupun buah-buahan di tengah keterbatasan lahan.

Bahkan bilamana perlu hasil panen kebun berpeluang di jual ke luar sehingga memberikan pendapatan tambahan.

“Saya di rumah juga merasa perlu membuat kebun keluarga. Saya menanam padi di pot rumah. Satu pot terdapat tiga rumpun jenis padi. Ada puluhan pot, yang bisa panen cukup lumayan,” terang Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu saat menghadiri panen selada hidroponik di RT 2 RW 3 Salaman Mloyo Semarang Barat.

Hadir pula Guru Besar Prof Dr Tri Retnaningsih Soeprobowati dan para dosen Sekolah Pascasarjana Undip.

Selebihnya mengundang warga yang selama ini aktif menanam sayur dan buah-buahan di kebun keluarga.

Hevearita atau yang akrab disapa Ita, menambahkan kebun keluarga menjadi pilihan tepat warga di tengah perkotaan.

Diinginkan warga tak bosan merawat tanaman supaya tumbuh subur dan hasilnya bisa dinikmati bersama keluarga.

“Jangan bosan menyiram tanaman ya. Atau kalau dalam istilah Jawa, jangan datnyeng. Tidak boleh bosan dalam memberi air maupun memupuk, karena tanaman tidak bisa menunggu atau di semayani nanti bisa jadi layu sebelum berkembang,” pesan Ita.

Pihaknya mendukung penuh kiprah warga yang salah satunya didukung pihak Sekolah Pascasarjana Undip, sehingga muncul beragam inovasi dalam penerapan urban farming di wilayah Kota Semarang.

Tanpa ketinggalan kemungkinan hasil kebun keluarga dipasarkan hingga toko waralaba yang kini menjamur di perkotaan serta membuka gerai untuk memajang produk sayur dan buah-buahan.

Wakil Wali Kota dalam kesempatan itu juga membagikan benih rupa-rupa tanaman dan buah-buahan untuk semakin melengkapi koleksi kebun keluarga warga.

Di luar itu, Ita menjanjikan memberikan bantuan pengaspalan jalan di lingkungan setempat supaya warga hidupnya semakin nyaman.

Adapun Tri Retnoningsih atau yang biasa dipanggil Prof Naning menjelaskan kegiatan pendampingan terhadap warga, mendasari prinsip kemitraan dalam rangka menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi.

Kampus juga butuh melakukan hilirisasi atas riset yang sudah dikerjakan lalu disebarluaskan di tengah masyarakat.

Penerapan beragam konsep dan teori dalam mendukung pemanfaatan kebun keluarga adalah bagian dari diseminasi penelitian di tubuh perguruan tinggi.

“Ke depan masih akan ada banyak konsep untuk mendukung pengelolaan urban farming. Misal kalau di tempat ini untuk pertanian selada hidroponik maka di lokasi lain bisa dicarikan terobosan yang berbeda. Demikian juga seterusnya,”kata Naning.

Pos terkait