Katasapa-BPNB DIY, Merevitalisasi Dalang Jemblung Melalui Workshop di Umah Wayang

IMG 20220523 WA0080

Mercusuar.co, Purbalingga – Pementasan kesenian Dalang Jemblung merupakan salah satu pementasan kesenian di wilayah Banyumas Raya yang sudah lama sulit ditemui, bahkan keberadaan Dalang Jemblung sendiri terancam punah mengingat pelestariannya saat ini sangat sedikit. Keberadaannya ini berbeda dengan kesenian tradisional lainnya seperti lengger atau ebeg yang setiap saat selalu muncul generasi barunya.

Berkaca pada kenyataan tersebut, Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga berupaya mengulik kembali keberadaan Dalang Jemblung di Kabupaten Purbalingga dengan cara menggelar Workshop Teater Tradisional Dalang Jemblung di Omah Wayang Kemukusan, Desa Selakambang, Kecamatan  Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Sabtu-Minggu, (21-22/2022).

Ketua Katasapa Purbalingga, Ryan Rachman mengatakan, workshop tersebut merupakan bagian dari Program Fasilitasi Pelestarian Nilai Budaya Tahun 2022, Balai Pelestari Nilai Budaya (BPNB) DI Yogyakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
(Kemdikbud RI).

“Kami mengajukan program ke BPNB DIY. Dari 122 proposal yang masuk, hanya terpilih 30. Di wilayah Banyumas Besar, Katasapa menjadi satu-satunya yang mendapatkannya,” ungkapnya.

Menurut Ryan, pihaknya memilih workshop dalang jemblung dengan tujuan untuk membangun regenerasi atau mencari minat dan bakat generasi penerus kesenian tersebut. “Sebab di Kabupaten  Purbalingga, saat ini hanya ada satu kelompok yang masih eksis. Sehingga perlu memperkenalkan dan mengajak anak muda untuk cinta pada dalang jemblung,” ujarnya.

Sementara, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Wasis Andri Wibowo mengapresiasi kegiatan tersebut. Sebab menurutnya, untuk meregenerasi Dalang Jemblung tidak mudah.

“Ini luar biasa. Untuk bermain dalang jemblung butuh keahlian. Bagaimana bisa menjadi dalang tanpa harus memegang wayang,” katanya.

Workshop dalang jemblung selama dua hari diikuti oleh 20 peserta. Bahkan ada satu peserta yang masih di bawah umur. Peserta mendapat materi dari pegiat dalang jemblung Ki Kusno yang notabene juga sebagai Kepala SD Negri Tetel dan juga pendiri Umah Wayang.  Setelah itu, para peserta  menampilkan pentas dalang jemblung secara sederhana selama 15 menit.

Ki Kusno mengaku hampir tak percaya dengan digelarnya workshop Dalang Jemblung tersebut. Sebab menurutnya, secara umum Dalang Jemblung harus menguasai pewayangan dan karawitan.  Namun ini dibalik, dari yang tidak menguasai langsung main pentas Dalang Jemblung.

“Saya salut dan mengapresiasi kegiatan workshop ini. Ini baru ada dan pertama kali di Purbalingga,” ujarnya.(*)

Pos terkait