MAGELANG, Mercusuar.co– Pagar yang membatasi Pasar Rejowinangun Kota Megelang dengan pemukiman warga di Kelurahan Rejowinangun Selatan jebol pada Selasa (17/3) sore. Hal ini karena pondasi pagar tergerus aliran sungai.
Kepala UPT Pasar Rejowinangun, Agus Yudi Setiyanto menjelaskan, pagar tersebut sudah miring dan menunjukan akan runtuh sudah sejak 3 bulan yang lalu. Atas temuan tersebut, Yudi sudah melayangkan surat pada UPT Irigasi Jawa Tengah di Kotarjo pada 1 Maret lalu.
“Sayangnya belum sampai ditinjau, pagar tembok sudah runtuh dulu,” jelasnya, Kamis (18/3).
Pada Kamis pagi (18/3), terlihat di area reruntuhan pagar belasan pekerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang membantu membersihkan reruntuhan tersebut. “Kami minta tolong DLH untuk menebang pohon di sekitar lokasi karena takut bakal tumbang juga,” ujar Yudi.
Aliran sungai yang menggerus pagar memisahkan area pasar dan pemukinam Rejowinangun Selatan. Sementara ini, reruntuhan pagar tidak mengganggu aliran sungai. Kerugiaan dari kejadian tersebut hanya dalam bentu materil. Tidak ada korban jiwa dan luka-luka.
“Kerugiannya sekitar Rp 8 jutaan senilai pagar sepanjang 10 meter dengan ketinggian 2,5 meter,” jelas Yudi.
Untuk mengevakuasi kejadian tersebut, Yudi menerangkan, akan menunggu keputusan dari UPT Irigasi Jawa Tengah. “Karena yang mengurusi irigasi mereka, sedangkan kami hanya mengurusi pagar,” ungkapnya.
Dia menyebutkan akan segera membangun pagar baru jika pondasi irigasi sudah diperbaiki oleh pihak bersangkutan. “Tanpa ada perbaikan pondasi irigasi, perbaikan pagar akan percuma bisa runtuh lagi,” pungkasnya.