MERCUSUAR.CO, Semarang – Program Pascasarjana Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) menggelar Seminar Nasional bertajuk “Ajaran Adiluhung Islam Nusantara dalam Membangun Peradaban Dunia”, pada hari Rabu (10/01/2024) kemarin.
Hadir sebagai narasumber Said Aqil Siradj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tahun 2010-2021. Kegiatan yang dihadiri oleh 200-an peserta itu dihelat di aula Fakultas Kedokteran Unwahas, Gunungpati, Kota Semarang.
Dalam sambutannya, Rektor Unwahas Mudzakkir Ali mengatakan Islam nusantara dalam berbagai bentuknya (nilai maupun paradigma), telah berkontribusi dalam membangun peradaban dunia.
“Saat ini, kampus yang dipimpinnya tengah membentuk tim yang bekerja untuk melakukan pelacakan terhadap karya ulama nusantara,” ujarnya.
“Karena mahasiswa Program Magister dan Doktor Unwahas sudah banyak, termasuk karya tentang ulama nusantara, sudah saatnya unwahas bisa menjadi kiblat atau rujukan kajian atas karya-karya ulama nusantara,” imbuh Mudzakkir Ali.
Karenanya, ia berpesan kepada mahasiswa khususnya, himpun dan rawatlah karya ulama nusantara. Tanpa ulama, kata Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam itu, kita tidak bisa beragama versi Islam Nusantara, yang telah berperan membangun peradaban dunia.
Direktur Program Pascasarjana Mahmutarom, yang bertindak sebagai keynote speaker menambahkan, jika berkaca pada sejarah, Islam pernah berkuasa di wilayah Eropa. Namun penguasaan itu, menyimpan memori tentang wajah Islam yang berujung pada Islamofobia.
Yang menarik, lanjut Mahmutarom, Islam yang dibawa oleh Walisongo ke nusantara itu, menyebar tanpa penjajahan, penaklukan.
“Sebagian besar penduduk menerimanya. Semua hormat terhadap para ulama nusantara tersebut,” jelas Mahmutarom.
Nilai-nilai yang dipegang oleh Walisongo dalam menyebarkan ajaran Islam itu perlu dicari.
“Bagaimana akulturasi budaya itu terjadi, ini yang menjadi tugas kita mengkajinya. Jangan lupa, kehidupan masyarakat Jawa itu penuh dengan simbol. Sayangnya, tidak banyak orang Jawa sekarang sudah tidak lagi memahami hal-hal yang bersifat simbolik itu,” terang Mahmutarom.
Pembicara utama, Said Aqil Siroj, menegaskan bahwa Islam tidak hanya tentang akidah dan syariat saja, tetapi juga mencakup dimensi kebudayaan (tsaqofah) dan peradaban (hadloroh). Begitu pula Al-Qur’an, substansinya juga tidak hanya bagaimana menjauhi siksa neraka dan bagaimana berharap surga, tetapi juga tentang kemanusiaan. Pun, risalah Nabi Muhammad yang dakwahnya juga turut membangun peradaban.
Dalam kaitannya dengan pembangunan peradaban itu, maka aspek budaya tidak bisa dinafikan.
“Tidak mungkin antara agama dan budaya kita pisahkan. Tidak akan maju sebuah masyarakat, kalau yang kita sampaikan hanya dimensi syariah saja. Begitu juga budaya, kalau disampaikan tanpa landasan agama, akan gersang,” urai Guru Besar Ilmu Tasawuf dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya tersebut.
Karenanya, Kiai Said menegaskan, keberhasilan dakwah Islam adalah ketika cara yang dilakukan menyatu dengan budaya.
“Tidak boleh budaya yang ada, dipertentangkan dengan agama, kecuali jelas-jelas bertentangan,” terang Kiai Said.
Ia mencontohkan ketika para sahabat masuk wilayah Persia. Ketika itu, mereka melihat orang Persia menyembah api yang disimpan di tempat tinggi. Para sahabat baru memahami kalau tempat tersebut adalah manarah atau tempat api.
“Sahabat tidak menghilangkan budaya Persia itu tetapi diubah fungsinya, menjadi tempat untuk mengumandangkan adzan,” ujar ayah empat putra itu memberi contoh.
Singkatnya, terang Kiai Said, Islam ditopang oleh banyak peradaban. Dialog dengan berbagai kebudayaan menjadi penting untuk membangun Islam.
Kehadiran para ulama ke nusantara bertujuan membangun karakter, akhlak, tidak hanya menyebarkan doktrin saja. “Sunan Kudus melarang menyembelih sapi untuk kurban. Beliau sangat menjauhi konflik, menghormati budaya sebelumnya,” terang Kiai Said.
Di akhir pembicaraan, Said Aqil Siroj, optimis bahwa Islam Nusantara sebagai sebuah karakteristik bisa menjadi jalan keluar dari krisis berpikir dan menghindarkan umat dari cara berpikir ekstrem. (day)