Gerabah Klipoh, Dari Peninggalan Leluhur Menjadi Industri Kreatif

359cb74f d3c3 4ca1 a999 a93db50ee1f0

MAGELANG, Mercusuar.co – Industri gerabah di Klipoh, Borobudur, merupakan warisan keluarga yang telah berlangsung turun-temurun. Khitun (34), pengelola Gerabah Arum Art, menegaskan bahwa baginya gerabah bukan sekadar peninggalan leluhur, melainkan ruang usaha kreatif yang mampu menembus pasar lintas segmen. Ia menyebut produk yang dihasilkan beragam, mulai dari souvenir kecil, patung, hingga keramik custom sesuai pesanan.

Menurut Khitun, pesanan gerabah Klipoh sudah menembus berbagai daerah, bahkan pernah mencapai ribuan unit yang dikirim ke Aceh, Papua, hingga Bali. Ia menekankan bahwa prinsip utama dalam menjalankan usaha adalah kepuasan pelanggan. “Kami ingin mereka nyaman, senang, dan kembali lagi,” ujarnya.

Khitun juga menyampaikan bahwa usahanya tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi membuka wisata edukasi bagi masyarakat. Ia menuturkan bahwa wisatawan dari dalam maupun luar negeri datang untuk mencoba langsung membuat gerabah, banyak di antaranya kembali bersama keluarga. Menurutnya, promosi berkembang secara organik melalui testimoni pelanggan, konten TikTok, hingga liputan televisi yang memperluas jangkauan.

Kepada wartawan, Khitun mengakui bahwa pandemi sempat menjadi tantangan, tetapi tidak menghentikan produksi. Ia justru melahirkan desain karakter baru yang diminati pasar. Kini, Khitun menambahkan, selain gerabah tradisional, dirinya juga mengembangkan keramik custom untuk menjawab permintaan konsumen. Ia menegaskan, dengan inovasi, promosi alami, dan daya tarik edukasi, gerabah Klipoh terbukti tetap relevan sekaligus menjanjikan di era modern.

Pos terkait