MERCUSUAR.CO – Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Garut pada Sabtu (27/4) malam, menyebabkan kerusakan pada 110 rumah dan menimbulkan dampak bagi 75 kepala keluarga. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, kerusakan yang terjadi bervariasi, mulai dari rusak berat, sedang, hingga ringan.
Dari total rumah yang rusak, Kabupaten Garut menjadi wilayah yang paling banyak terdampak dengan 41 unit rumah mengalami kerusakan. Diikuti oleh Kabupaten Bandung dengan 24 unit rumah, Kabupaten Sukabumi dengan 17 unit rumah, Kabupaten Tasikmalaya dengan 7 unit rumah, dan Kota Tasikmalaya dengan 5 unit rumah rusak.
Selain rumah, fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah, perkantoran, dan sarana kesehatan juga turut terdampak oleh gempa tersebut.
Korban jiwa akibat gempa ini bertambah menjadi delapan orang, sementara 75 kepala keluarga juga merasakan dampaknya. Gempa ini memiliki pusat di laut dengan kedalaman 70 kilometer dan parameter 8,42 LS dan 107,26 BT.
BMKG melaporkan bahwa gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi menengah, terjadi akibat aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat. Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault).
BNPB mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait adanya bencana gempa bumi ini. Masyarakat juga diingatkan untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta memastikan keamanan bangunan tempat tinggal sebelum kembali ke dalam rumah.