Mercusuar.co, Semarang – Tragedi Stadion Kanjuruhan, mengakibatkan lebih dari seratus nyawa melayang. Kerusuhan suprter pasca Derby Jatim itu menjadi sejarah kelam sepakbola Indonesia.
Banyak pihak yang mengkambing hitamkan pemakaian gas air mata yang ditembakan oleh aparat keamanan pada kerusuhan suporter pasca pertandingan antara Arema FC dan Persebaya, Sabtu (1/10).
Pasalnya, jika mengacu pada Pasal 19 regulasi FIFA Safety and Security Stadium, penggunaan gas air mata termasuk yang dilarang di dalam stadion.
“Dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau ‘gas pengendali massa’,” bunyi pernyataan poin b pada pasal 19 itu.
Bahan Gas air mata
Gas air mata adalah bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi kulit, masalah pada mata, hingga gangguan pernapasan. Gas air mata biasanya digunakan untuk mengendalikan kerusuhan.
Beberapa bahan kimia yang paling umum digunakan dalam gas air mata adalah chloroacetophenone (CN)—yang merupakan polutan udara beracun, chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR).
Efek gas air mata pada kesehatan bukan hanya efek jangka pendek, tapi juga jangka panjang, bahkan ada bukti kecacatan permanen dalam beberapa kasus.
Dampak menghirup gas air mata
Apa yang terjadi saat menghirup gas air mata? Paparan gas air mata dapat menyebabkan dada sesak, batuk, rasa tercekik, mengi, dan sesak napas.
Dampak paparan gas air mata akan lebih buruk jika terhirup oleh orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Orang dengan kondisi masalah pernapasan, memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala penyakit parah yang dapat menyebabkan gagal napas.
Bukan hanya itu, dilansir dari kompas.com, paparan gas air mata dalam dosis tinggi di area tertutup dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan kematian.
Dampak lain paparan gas air mata yang bisa terjadi adalah rasa terbakar pada mata, mulut, dan hidung; penglihatan kabur dan kesulitan menelan
Gas air mata juga dapat menyebabkan reaksi alergi hingga luka bakar kimia.
Apa yang harus dilakukan jika ada tembakan gas air mata?
Melansir laman CDC, saat gas air mata ditembakkan, segera tinggalkan area dan mencari udara segar untuk menghindari menghirup gas air mata.
Udara segar sangat efektif mengurangi paparan gas air mata.
Jika gas air mata dilepaskan di luar ruangan, menjauhlah dari area di mana gas mata dilepaskan. Hindari awan tebal dari uap gas air mata.
Begitu pun jika pelepasan gas air mata dilakukan di dalam ruangan, segera cari jalan keluar dari gedung.
Bila Anda berada di dekat pelepasan gas air mata, temukan tempat berlindung di dalam gedung untuk menghindari terkena bahan kimia.
Jika Anda merasa telah terpapar gas air mata, Anda harus melepas pakaian, segera mencuci seluruh tubuh Anda dengan sabun dan air, dan mendapatkan perawatan medis secepat mungkin.