BOYOLALI, Mercusuar.co – Dalam setahun mengalami gagal panen,karena tanaman pertaniannya di serang hama tikus,warga Dukuh Seroban,Desa Kateguhan,Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengadakan sedekah bumi dan ruwatan yang digelar selama dua hari.
Wakil ketua acara sedekah bumi dan ruwatan Sri Sumadi, mengatakan dalam satu tahun ini petani tidak panen padi sama sekali dikarenakan ada serangan hama tikus.
“Berbagai usaha sudah kami usahakan dari kimia kita menggunakan obat-obatan berarti banyak yang mati dan ada yang mekanik,ada pembersihan lahan tapi nyatanya sampai sekarang masih, akhirnya kami menyadari mungkin dari yang kita panen masih ada yang belum sedekah,” katanya disela sela acara ruwatan, Sabtu(05/10/2024) malam.
Sumadi menjelaskan,acara sudah diawali pada hari Jum’at malam dan hari ini ruwatan dan pagelaran wayang kulit.
“Diawali kemarin malam yaitu shalat hajat dan doa Bersama, tadi sore dari beberapa petani kan menanam kolam itu sebagian kita sumbangkan untuk mengadakan sedekah kepada warga dengan berkeliling membawa gunungan polowijo, dan malam hari ini tadi diawali dengan ruwatan dilanjutkan pagelaran wayang kulit,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa luas lahan yang terserang hama mencapai 40 hektar diwilayah Kateguhan yang membuat petani merugi.
“Ya dapat dikatakan istilahnya entek sawah entek ngomah, sawah itu hasilnya nggak ada tapi modal yang dari rumah itu habis semua, dan petani beralih tanam tembakau dan hasilnya Alhamdulillah panennya bagus,” ucapnya.
Sumadi berharap, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menjauhkan semua balak dan sengkala dan petani bias tanam padi dengan hasil yang bagus.
“Harapannya dari kegiatan ini,ini tradisi ya Mas yang kita uri-uri dengan di ruwat mudah-mudahan semua balak sengkala dari yang kuasa karena itu yang punya Allah bisa panen yang lebih bagus,” jelasnya.
Sementara, dalang kondang muda Ki Gondo wartoyo mengemukakan,turut prihatin dengan serangan hama tikus di wilayah Kateguhan yang menyebabkan petani gagal panen.
“Malam ini kita pentas di Desa Kateguhan, Sawit dalam rangka sedekah bumi dan ruwatan,” katanya.
Ki Wartoyo mengatakan, untuk lakon pada pagelaran mala mini adalah Sri mulih. “Lakon ini ada kaitannya dengan yang dihadapi oleh para kelompok tani saat ini,” jelasnya.
Dalam pentas tersebut selain dihadiri Camat Sawit adan kepala Desa Kateguhan,juga ribuan warga menyaksikan pentas wayang kulit dengan dalang Ki Gondo wartoyo.
Sorak surai penonton terus terdengan dari awal hingga akhir pementasan,pagelaran semakin meriah dimana dalang Wartoyo membawakan pentas dengan ciri khasnya mementaskan wayang tokoh buto dengan ukuran 3 meter di keluarkan.
Tidak hanya itu,dalang asal Nogosari tersebut saat adegan perang, berdiri dan ikut meninju buto yang besar tersebut hal ini membuat penonton semakin betah.
Meski tergolong dalang muda dan alang kondang,ki Gondo wartoyo selalu tampil beda disetiap pentasnya,maka tidak heran bila penonton selalu betah menyaksikannya dari dekat.
Dalam acara tersebut juga disiarkan langsung melalui channel youtube Dalang Wartoyo tv (DWTV).