Mercusuar – Pelukis asal Jakarta, Fiya Ardia, menggelar pameran tunggal bertajuk “JIWA” di Tan Artspace, Jalan Papandayan 11, Semarang, Jawa Tengah, mulai 28 Juli hingga 9 Agustus 2024. Pameran ini menampilkan puluhan karya abstrak Fiya yang terinspirasi dari latar belakangnya sebagai peramal tarot. Acara pembukaan akan dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Mualim, S.Pd, MM, MH, dan menghadirkan keynote speaker Agus Suryo Winarto, seorang pemerhati seni budaya dan komunitas.
Pameran yang mengusung tajuk “JIWA” ini akan dibuka oleh Mualim, S.Pd, MM, MH (Wakil Ketua DPRD Kota Semarang), pada Minggu, 28 Juli 2024, mulai pukul 16.00 – 21.00 WIB.
Pada kesempatan itu juga akan menghadirkan keynote speaker Pemerhati Seni Budaya dan Komunitas, Agus Suryo Winarto, pemilik Gedung Monod yang berlokasi di Kota Lama Semarang, dan dikenal sebagai filantropis yang concern untuk acara seni dan sosial-budaya di Kota Lama Semarang
Pelukis perempuan Fiya Ardia ini mengawali kerja kreatifnya di Bandung dan kemudian berdomisili di Jakarta. Untuk mempersiapkan pameran tunggal perdananya ini, ia berproses kekaryaan di Kota Semarang. Fiya sengaja tinggal di Semarang beberapa waktu untuk mendapatkan pengalaman dan energi baru. Kemudian bagaimana berusaha memanipulasi kanvas dengan gaya abstrak melalui kedalaman personal dan latarnya sebagai peramal tarot (tarot reader).
Kurator pameran, M. Salafi Handoyo, menyampaikan bahwa korelasi antara lukisan abstrak dengan kartu tarot pada karya Fiya terdapat beberapa perspektif yang menarik. Pada kartu tarot memiliki simbol-simbol khas dan makna khusus, lukisan abstrak meskipun tidak menampilkan figur konkret juga menyampaikan pesan simbolis. “Kartu tarot sering kali mengekspresikan emosi dan energi yang kuat, lukisan abstrak juga mampu menangkap dan menyampaikan energi emosional melalui gerakan melukis yang bebas,” terang Ridho, sapaan karib penggiat seni ini.
Menurut Ridho, kartu tarot membutuhkan intuisi dan keterbukaan interpretatif untuk dipahami, lukisan abstrak juga mengundang pemirsa untuk memaknai karya tersebut berdasarkan pengalaman dan persepsi pribadi mereka. “Fiya akan mengajak apresian melalui lukisan abstraknya untuk meditasi, merenungkan aspek-aspek dalam diri sendiri, untuk mendapatkan makna dan arti sejati kehidupan,” imbuhnya.
Pada sebuah kesempatan, Fiya Ardia membeberkan pengalaman estetik yang didapatkan dari hobi pernak-pernik kerajinan, kuliner, dan tarot. Menurut Fiya, menciptakan hiasan, melakukan eksplorasi resep-resep dan membaca kartu tarot merupakan rangkaian perjalanan estetiknya.
Ketiga ketekunan itu menghasilkan indera rasa yang kuat tentang keindahan dan permainan emosional. Maka di usianya yang menapaki 40 tahun, Fiya mengambil keputusan untuk menjadi pelukis.
Proses berkaryanya dilakukan otodidak, mandiri, tanpa pendidikan formal atau proses pelatihan terstruktur.
“Sepenuhnya saya yakin bahwa setelah karya seni tercipta, maka saya secara moral bertanggung jawab membesarkannya, mencarikannya tempat terbaik agar bisa dinikmati oleh khalayak,” – Fiya Ardia
Sementara itu, Manager Pameran dari AECItrue, Maretha Handoyo, mengatakan selama gelaran pameran berlangsung, akan ada pertunjukan mini konser Agung Z Wibowo (Musician Jakarta Performance). Selain itu, juga ada gelaran Bedah Karya Fiya Ardia (AECItrue), dan Workshop Gambar Abstrak Kertas (Fiya Ardia).

Kehadiran Fiya Ardia di Tan Artspace Semarang ini menjadi momen penting bagi para penikmat seni rupa dan kurator di Semarang dan sekitarnya.
Pameran ini tidak hanya menampilkan karya seni yang menggabungkan elemen abstrak dan tarot, tetapi juga mengajak pengunjung untuk meresapi makna mendalam dari setiap lukisan yang dipamerkan. Dengan adanya berbagai kegiatan tambahan seperti mini konser dan workshop, pameran ini diharapkan dapat memberikan pengalaman seni yang kaya dan mendalam bagi semua pengunjung.
Dengan demikian, pameran tunggal Fiya Ardia di Tan Artspace Semarang ini menjadi ajang penting yang tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga mengajak pengunjung untuk meresapi dan merenungkan berbagai aspek kehidupan melalui seni abstrak dan tarot.
Para penikmat seni rupa dan kurator di Semarang dan sekitarnya diharapkan dapat merasakan energi dan pesan yang disampaikan melalui setiap karya yang dipamerkan. [dm]