Purworejo, Mercusuar.co -Kultur membaca dipercaya akan menjadikan lahirnya generasi cerdas dan inovatif. Kabupaten Purworejo Jawa Tengah mempersiapkan diri meningkatkan literasi masyarakat dan mendongkrak minat baca untuk Indonesia Emas Tahun 2045. Festival Literasi yang diadakan pada 8 Agustus hingga 18 Agustus 2025, digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinpusip) Kabupaten Purworejo menjadi momen penting. Didalamnya serangkaian pendukung kegiatan Festival Literasi begitu antusias diikuti para generasi muda dari lomba antar pelajar, lomba resensi buku, video pendek, dan lomba cipta logo dimana hasil dari juara pertama digunakan sebagai logo Dinpusip Kabupaten Purworejo, dan kegiatan lainnya.Terlihat hadir dalam Festival Literasi tersebut Bupati Purworejo, Wakil Bupati Purworejo dan istri dan Plt Sekda Purworejo serta dinas terkait dan pejabat Forkopimda.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinpusip) Kabupaten Purworejo, Stephanus Aan Isa Nugraha mengatakan, pihaknya menggelar Festival Literasi dari 8 hingga 18 Agustus 2025, bertempat di halaman Kantor Dinpusip Purworejo. Dalam Festival Literasi digelar serangkaian kegiatan seperti lomba antar pelajar, lokakarya, talk show, pameran buku, bazar dan kegiatan berbagai komunitas. Di sebelah sayap kiri bangunan Dinpusip juga digunakan untuk ruang pamer lukisan karya anggota Purworejo Fine Art.
Aan berharap melalui Festival Literasi tersebut semakin menggugah semangat masyarakat untuk meningkatkan minat baca.
“Mari kita gelorakan bersama antara komunitas, swasta dan pemerintah untuk meningkatkan literasi. Namun tidak hanya meningkatkan literasi masyarakat tetapi juga meningkatkan minat baca, untuk literasi kita menuju Indonesia Emas,” katanya kepada Mercusuar.co. Sementara itu, Bupati Purworejo Yuli Hastuti sekaligus sebagai Bunda Literasi Purworejo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Purworejo serta seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
“Festival Literasi ini merupakan momentum penting untuk menghidupkan semangat membaca, menulis, dan berpikir kritis di tengah masyarakat,” kata Bupati Purworejo dalam sambutannya. Yuli Hastuti berharap melalui kegiatan itu, Pemerintah Kabupaten Purworejo bisa menegaskan kembali komitmennya untuk menumbuhkan budaya literasi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Budaya ini tidak hanya milik sekolah atau lembaga pendidikan, tetapi harus tumbuh di tengah keluarga, masyarakat, dan lingkungan sosial secara luas.
“Ini momentum yang baik untuk kembali memacu semangat masyarakat dalam ber literasi, branding logo Perpustakaan Umum Kabupaten Purworejo juga akan refresh kultur literasi masyarakat Purworejo!” kata Bupati. Menurutnya ini adalah langkah kecil yang bermakna besar. Logo ini dirancang dengan mengangkat potensi dan kekayaan lokal, sekaligus menyampaikan pesan bahwa perpustakaan adalah rumah besar bagi gagasan, inovasi, dan kolaborasi. Dirinya berharap, branding baru ini akan memperkuat posisi perpustakaan sebagai pusat literasi yang relevan dengan zaman.
Bupati Purworejo selaku Bunda Literasi pada kesempatan tersebut melantik Bunda Literasi Kecamatan se-Kabupaten Purworejo juga menjadi bagian penting dalam ekosistem gerakan literasi. Para Bunda Literasi diharapkan menjadi penggerak yang aktif, menjadi inspirasi di komunitasnya, dan menjembatani program literasi dari desa hingga kabupaten.
Sementara itu Wabup Purworejo, Dion Agasi Setiabudi, masih percaya keberadaan buku yang dalam perkembangan teknologi dianggap konvensional, punya nilai dan posisi tersendiri. “Era digital yang memaksa akselerasi berbagai aktifitas manusia dalam hidup, termasuk budaya membaca, masih perlu buku dan berbagai kertas cetak, boleh saja generasi kekinian bagai menggenggam semua referensi dalam smartphone, tapi generasi penikmat buku tetap eksis, saya sendiri masih suka baca buku dibanding yang digital, feel nya kadang beda!” kata Dion berpendapat. (Agam)