Desa Cerdas Jadi Motor Penggerak Tingkatkan Kualitas Hidup

Ilustrasi desa cerdas. (IST)
Ilustrasi desa cerdas. (IST)

Jakarta, Mercusuar.co – Anggota Komisi V DPR RI Reni Astuti menekankan pentingnya pembangunan desa sebagai fondasi utama dalam mendukung visi besar Indonesia Emas 2045.

Menurutnya, momentum Hari Desa Nasional dapat menjadi titik awal bagi seluruh pihak untuk bersinergi dalam memajukan desa sebagai ujung tombak pembangunan nasional.

Bacaan Lainnya

“Dengan desa yang kuat, Indonesia akan semakin siap menyambut visi besar Indonesia Emas 2045,” ungkapnya, Rabu (15/1).

Politisi Fraksi PKS ini mendorong pemerintah, khususnya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), untuk memainkan peran strategis dalam mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait pembangunan dari desa, yakni “membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.”

Pembangunan tersebut tentu akan ditopang oleh angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari masyarakat desa yang baik. Oleh karena itu, memastikan IPM masyarakat desa mengalami peningkatan signifikan merupakan agenda yang sangat penting.

“IPM ini menjadi salah satu indikator utama kita dalam mengharapkan kemajuan dari suatu daerah, termasuk desa-desa kita di Indonesia. Sehingga sangat penting untuk Pemerintah memastikan IPM dari masayarakat selalu mengalami pengingkatan,” bebernya.

Politisi PKS itu juga mendorong pengembangan konsep smart village di seluruh Indonesia sebagai bagian dari akselerasi menuju Indonesia Emas 2045.

“Konsep smart village mencakup smart government, smart people, smart economy, smart living, smart environment dan smart mobility, yang mampu menggerakkan pembangunan desa secara komprehensif. Desa cerdas ini akan menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Reni juga menekankan pentingnya Kemendes PDTT melakukan profiling dan mapping untuk seluruh desa di Indonesia. Hal itu diperlukan untuk mempermudah pemerintah dalam mengukur dan membuat indikator perkembangan desa.

“Pemerintah harus memiliki profiling dan mapping, sehingga keinginan pemerintah untuk menjadikan desa naik kelas memiliki indikator yang terukur. Dan dengan pemetaan yang akurat, pembangunan desa dapat dilakukan secara lebih terarah dan tepat sasaran,” katanya.

Reni Astuti percaya bahwa pelibatan masyarakat dalam mengembangkan potensi desa adalah kunci utama dalam menekan angka kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja.

Hal ini sejalan dengan target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 – 2029 untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga 0%.

“Pemerintah desa bersama pemerintah pusat harus mendorong industrialisasi berbasis potensi lokal di desa. Dengan demikian, desa tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tandasnya.

Pos terkait