MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Talunombo, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menunjukkan sebuah inovasi unik dalam mengatasi masalah sampah plastik. Berjarak sekitar 23 kilometer dari pusat kota Wonosobo, desa ini telah mengubah bencana sampah plastik menjadi sumber daya yang berharga.
Di banyak tempat, sampah plastik sering dianggap sebagai masalah besar karena menyebabkan pencemaran dan sulit terurai. Namun, di Talunombo, sampah plastik diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM), yang tidak hanya mengurangi polusi tetapi juga memberikan nilai ekonomis.
Budi Santoso, salah satu warga yang terlibat dalam pengelolaan sampah, menjelaskan proses inovatif ini. Setiap hari, sampah dikumpulkan dari rumah-rumah warga dan diproses di fasilitas lokal. Sampah dibagi menjadi organik dan anorganik, dengan sampah plastik diolah menggunakan teknologi “pyrolysis gen 5.”
Mesin pyrolysis ini bekerja dengan memanaskan sampah plastik hingga menghasilkan uap yang kemudian dikondensasi menjadi BBM. Proses ini memerlukan pemanasan sampai suhu 300 derajat Celsius dan membutuhkan waktu sekitar 12 jam untuk mengolah 50 kilogram plastik menjadi BBM.
“Dari 50 kilogram sampah, kami bisa menghasilkan 45 liter BBM,” kata Budi, menambahkan bahwa BBM ini telah diuji coba dan dapat digunakan untuk mesin diesel setelah melewati beberapa tahap penyaringan.
Badarudin, Kepala Desa Talunombo, menekankan bahwa proyek ini muncul dari kesulitan desa dalam mengelola sampah plastik. Pemerintah desa pun mendirikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Fasilitas ini tidak hanya mengubah sampah plastik menjadi BBM tetapi juga mengolah minyak goreng bekas dan oli menjadi bahan bakar yang berguna untuk keperluan pertanian dan lainnya.
Kini, dengan keberhasilan proyek ini, desa menghadapi masalah baru yang tidak terduga: kekurangan sampah plastik. Untuk memenuhi kebutuhan produksi, pemerintah desa mulai membeli sampah plastik dari warga dengan harga Rp 500 per kilogram.
Inisiatif Talunombo tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, menunjukkan bagaimana inovasi dan komunitas dapat bersinergi dalam mengatasi tantangan global seperti polusi plastik.