Mengenal Cak Diqin: Jejak Perjalanan Maestro Campursari yang Penuh Prestasi

Cak Diqin
Mengenal Cak Diqin: Jejak Perjalanan Maestro Campursari yang Penuh Prestasi

MERCUSUAR.CO, jakarta – Kabar duka menyelimuti dunia hiburan, terutama dalam genre campursari. H Muhammad Shodiqin, atau yang lebih dikenal sebagai Cak Diqin, seorang penyanyi dan pencipta lagu campursari, telah meninggalkan kita.

Wakil Ketua Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Jateng, Rima Kusuma Prasetyaningrum, membenarkan berita duka tersebut. Cak Diqin meninggal dunia di RSUD Pandan Arang, Boyolali, pada pagi hari.

Bacaan Lainnya

“Betul, meninggal dunia pada Jumat, 10 November 2023, sekitar jam 07.00 WIB di RSUD Pandan Arang, Boyolali,” ujar Rima Kusuma.

Sebagai penghormatan kepada perjalanan hidup Cak Diqin, berikut adalah profil singkat dari sosok legenda campursari ini.

Profil Cak Diqin, Legenda Campursari Indonesia

Muhammad Sodiqin, atau lebih akrab disapa Cak Diqin, lahir pada 15 April 1964 di Banyuwangi, Jawa Timur. Beliau adalah salah satu seniman dan penyanyi campursari yang dikenal luas di Indonesia. Karya-karyanya banyak yang sangat populer dan sering diputar dalam berbagai acara.

Lagu-lagu seperti Slenco, Cinta Tak Terpisahkan, Sepur Argo Lawu, Tragedi Tali Kutang, Blebes, Mbah Marijan, hingga Susu Murni adalah sebagian kecil dari karya-karya megahnya. Terdapat keunikan dalam repertoirnya, seperti lagu yang diciptakan khusus untuk Presiden Joko Widodo dengan judul Jokowi dan Rokaye, yang dinyanyikan bersama Endah Laras.

Rekor Muri

Prestasi gemilangnya juga mencapai Rekor Muri dalam kategori Pagelaran Campursari Terlama. Pagelaran campursari tersebut bertahan selama 66 jam, mulai dari tanggal 30 Juni hingga 3 Juli, melibatkan 33 grup campursari, 495 pemusik, dan 165 penyanyi dari POLDA Jawa Tengah dan POLRESTA Surakarta.

Dengan keunikan dan prestasinya yang mengagumkan, Ia akan tetap dikenang sebagai maestro campursari yang meninggalkan warisan luar biasa dalam dunia musik Indonesia. Selamat jalan, Cak Diqin. Semoga karyamu tetap mengalun dalam ingatan kita.

Keunikan Lagu Cak Diqin

Meskipun sebagian besar lagu berbicara tentang cinta atau putus cinta, keunikan lagunya terletak pada variasi konsep yang digunakan. Contohnya adalah lagu Cinta Tak Perpisahkan yang mengandung lirik saling menyahut dengan rekan duetnya.

Selain itu, lagu Slenco juga mencirikan percakapan yang tidak nyambung antaranya dan rekan duetnya. Sebagai contoh, saat ada pertanyaan dari penyanyi lain, “Mas, Kangmas namine sinten? (Mas namanya siapa?)” dijawab oleh Cak Diqin dengan, “Sakniki dintene Sabtu (Sekarang hari Sabtu)”.

Keunikan bahasa yang digunakan dalam lagu-lagunya juga dapat dilihat dari penggunaan parikan, atau sindiran, dalam liriknya. Bahasa yang sederhana dan dekat dengan masyarakat pendengarnya, terutama bahasa ngoko khas Jawa Timur, menjadi salah satu karakteristik khas dari karya-karya Cak Diqin.

Pos terkait