Anggota DPR RI Ajak Pelaku Usaha Manfaatkan Riset BRIN dan Kuatkan Personal Branding

IMG 20251008 WA0002

MERCUSUAR.CO, Karanganyar – Anggota Komisi X DPR RI, Juliatmono, mengajak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Karanganyar untuk memanfaatkan hasil riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai kunci untuk ‘naik kelas’ dan meningkatkan daya saing di pasar.

 

Ajakan ini disampaikan dalam acara Pelatihan Pemasaran Produk UMKM yang diselenggarakan pada Rabu, 8 Oktober 2025, di Hotel Permata Sari Karanganyar. Politisi Partai Golkar menekankan bahwa memperkuat usaha tidak bisa lagi hanya mengandalkan pengalaman, tetapi harus didukung oleh ilmu pengetahuan dan teori yang sudah teruji.

 

“Kita ini pengguna riset. Apa yang sudah diriset oleh para ahli, ayo pelan-pelan kita belajar menggunakan sedikit teori. Kalau pakai teori mestinya sudah benar karena sudah melewati uji coba,” ujarnya.

 

Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari BRIN, Abdul Latif, seorang Perekayasa Ahli Madya bidang Pengembangan Bisnis dan Digital Marketing. Dalam paparannya, Latif mengungkap fakta menarik bahwa 83% orang membeli karena suka dengan penjualnya, bukan semata-mata karena kualitas produk. Fakta ini menegaskan pentingnya penguatan personal branding sebagai “magnet kepercayaan” di era pemasaran digital.

 

“Branding adalah cara orang mengingat kamu. Bukan cuma produkmu yang dikenal, tapi juga siapa kamu,” jelas Latif. I

 

Abdul Latif menambahkan, di era digital, proses pemasaran harus berubah dari cara tradisional, dan salah satu pilar utamanya adalah branding. Setidaknya ada tujuh pilar branding yang harus dikuasai UMKM agar dapat tumbuh. Yakni adaptif, dan memiliki nilai (value) kekuatan, prestasi, konsistensi, skill/kemampuan, dan promosi diri.

 

Pilar-pilar ini diharapkan dapat memperluas jangkauan penjualan, meningkatkan omset, dan bahkan memungkinkan UMKM untuk go global, seperti UMKM yang telah berhasil ekspor ke pasar internasional.

 

Sebagai strategi praktis tanpa modal besar, Latif merekomendasikan pemanfaatan media sosial. Pesan yang ingin disampaikan pemilik usaha adalah dengan menggunakan teknologi sebagai “Ceritamu adalah magnet.” Cerita yang diangkat dapat menginspirasi, menghubungkan, dan menyentuh audiens, yang pada akhirnya akan membangun kepercayaan dan mendorong pembelian.

 

Hal ini dicontohkan dengan kisah inspiratif Habibie Afsyah, seorang internet marketer difabel, yang sukses membangun personal branding melalui keberaniannya berbagi cerita dan ilmu. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kemampuan praktis bagi pelaku UMKM Karanganyar, termasuk penguasaan tools marketing digital, agar mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang pesmbang di tengah persaingan pasar yang ketat. (hrs)

Pos terkait