MERCUSUAR.CO, Salatiga – Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan, bahwa Kota Salatiga mampu mengelola keberagaman masyarakat dengan baik. Mereka dapat hidup harmonis dan damai, bahkan telah dikukuhkan dengan meraih predikat sebagai Kota Tertoleran se-Indonesia.
“Raihan ini merupakan hasil dari kerja keras Pemerintah Kota Salatiga, yang didukung penuh oleh Forkopimda, Toga, Toma, beserta seluruh elemen masyarakat yang hidup rukun dan damai dalam kemajemukan,” kata Yulianto.
Ditambahkan, dengan kolaborasi dan elaborasi dengan lembaga seperti Wahid Foundation, dia optimistis akan semakin menguatkan dan mengukuhkan Salatiga sebagai Kota Tertoleran.
Hal tersebut diutarakan saat, Wali Kota Salatiga Yuliyanto bersama Direktur Wahid Foundation Yenni Wahid dan Forkopimda setempat, menyaksikan Deklarasi Kelurahan Damai Tingkir Lor Kota Salatiga, Rabu (12/1).
Kegiatan itu merupakan sinergi antara Kelurahan Tingkir Lor, dengan Wahid Foundation beserta UN Women, sebagai salah satu sarana untuk mengampanyekan toleransi, perdamaian, dan kesetaraan gender, serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Saya pesan kepada seluruh masyarakat Kota Salatiga, terutama masyarakat Kelurahan Tingkir Lor, agar senantiasa merawat toleransi, perdamaian, keadilan, serta menguatkan peran perempuan,” jelasnya.
Yuliyanto berharap Deklarasi Kelurahan Damai tak hanya menjadi sebuah status, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Deklarasi Kelurahan Damai adalah langkah awal untuk mewujudkan toleransi, perdamaian, dan keadilan di Kota Salatiga, bahkan di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Wahid Foundation Yenni Wahid mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat di tingkat desa, dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan.
“Sebuah desa yang tangguh harus mempunyai tiga pilar, yakni pemberdayaan ekonomi, pelatihan masyarakat agar bisa menghargai perbedaan dan hidup rukun dan mencegah potensi konflik, kemudian yang ketiga penguatan peran perempuan,” ungkapnya.
Yenni menambahkan, masyarakat harus diberikan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran, jika adanya perbedaan tidak boleh memecah mereka.
“Jangan mencederai kepercayaan orang lain, tetap hormati dan menjaga kerukunan bersama. Boleh berbeda keyakinan, boleh berbeda pandangan terhadap apapun, tetapi tolong hormati hal-hal tersebut,” tambah putri dari Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid tersebut.(ap)