Upaya Memilih Pemimpin Peduli Lingkungan, JMPPK Gelar Slametan Pemilu

Upaya Memilih Pemimpin Peduli Lingkungan, JMPPK Gelar Slametan Pemilu
Puluhan orang yang masuk dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) berkumpul di Omah Sonokeling, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati

MERCUSUAR.CO, Pati – Di bawah gelap malam dan penerangan yang minim, puluhan orang dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) berkumpul di Omah Sonokeling Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.

Sebagian orang duduk melingkar di dalam pendopo dan sebagian lain duduk menyebar di sekeliling bangunan untuk mengikuti doa bersama bertajuk ”Slametan Pemilu Melah Kanggo Milih”.

Bacaan Lainnya

Sama seperti acara doa bersama yang rutin mereka laksana, acara yang berlangsung belum lama ini diisi sejumlah ritual khusus dari Sedulur Sikep.

Setelah mendapat arahan dari Koordinator JMPPK Gunretno dan menyanyikan beberapa tembang, mereka kemudian melaksanakan lamporan hingga makan nasi berkat bersama di penghujung acara.

Gunretno menjelaskan agenda ‘Slametan Pemilu’ merupakan bagian dari ruwatan terhadap pesta demokrasi lima tahunan yang sebentar lagi akan berlangsung. Melalui acara itu pula Sedulur Sikep ingin membangun kesadaran untuk memilih pemimpin terbaik di Indonesia.

Bagi Gunretno proses memilah pemimpin ini penting. Mengingat bagi siapapun pemimpin yang terpilih harus mempunyai kesadaran untuk menjaga lingkungan di Indonesia agar lebih baik.

“Sedulur Kendeng sadar siapapun yang terpilih, ketika terpilih mempunyai etos kerja bagus. Sebab para Sedulur Sikep merasa sedih menyangkut kaitan dengan lingkungan. Seperti kerusakan Pegunungan Kendeng yang menyebabkan banjir dan kekeringan itu identik dan berkaitan hingga saat ini,” ungkap Gunretno pada, Kamis (25/1/24).

Menurutnya fakta ini tidak lepas dari adanya perusakan besar-besaran di wilayah Pegunungan Kendeng. Keberadaan pabrik semen hingga tambang galian C menjadi penyebab utama bencana alam terjadi di wilayah itu.

Padahal menurutnya dengan kemenangan di pengadilan tahun 2016 silam seharusnya mendorong adanya kajian lingkungan hidup strategis untuk menyelamatkan wilayah Kendeng. Namun dalam kurun sepuluh tahun kepemimpinan proses itu terkesan dibiarkan begitu saja.

“Semua yang sudah terjadi semoga bisa jadi pembelajaran, buat milih dan memilah pemimpin untuk bangsa Indonesia ke depan,” ujar Gunretno.

Sementara Koordinator JMPPK Rembang Joko Prianto dengan tegas mengatakan Anti-Ganjar malam itu. Menurutnya paslon nomer urut tiga itu masih menorehkan dosa lingkungan di Jawa Tengah. Utamanya rusaknya pegunungan kendeng yang kian masif.

“Kalau trauma jelas iya. Banyak pemimpin negara ini yang meninggalkan hutang secara ekologis yang tidak bisa diselesaikan. Terutama dalam pemilu tahun ini salah satunya mantan gubernur Jawa Tengah. Jadi Jelas kami anti ganjar, sebab satu persoalan di Kendeng,” terang Joko.

Berlandaskan kasus Kendeng Joko merasa khawatir. Menurutnya apabila terpilih ia menakutkan persoalan kendeng terjadi di wilayah lain di Indonesia.

“Kami berharap siapapun pemimpinnya mempunyai keberpihakan terhadap lingkungan. Ini harus diutamakan, sebab manusia butuh alam bukan sebaliknya,” terang Joko.

Pos terkait