UNSIQ Kampus Pelopor Sarjana Masuk Desa

UNSIQ Kampus Pelopor Sarjana Masuk Desa
UNSIQ Kampus Pelopor Sarjana Masuk Desa

MERCUSUAR.CO, WonosoboUniversitas Sains Alquran (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo menjadi kampus umum yang menjaga kultur dunia pesantren. Kampus ini memiliki program satu sarjana satu masjid. Mereka menjadi pemandu perubahan di masjid-masjid yang tersebar di berbagai pelosok desa.

Unsiq menangkap pesan pemerintah pusat sarjana masuk desa yang digelorakan sejak tahun 2018 silam. Unsiq sebagai kampus pelopor pesantren memiliki peran terhadap apa yang disebut memakmurkan masjid agar lebih memiliki banyak manfaat untuk umat. Sarjana di kampus ini, menurut Rektor Unsiq Dr. H. Z. Sukawi, MA, keluaran skillnya adalah berpengetahuan umum yang memiliki kemampuan karakter santri.

Bacaan Lainnya

P1140837 scaled

Program mahasiswa masuk masjid tersebut pada penerapannya mereka kembali ke desa untuk mengabdi dan menghidupkan aktivitas masjid baik sebagai tempat ibadah maupun sebagai pusat ekonomi rakyat. Kegiatan mereka dimulai dari basis kuliah kerja nyata kemudian sarjana dari desa dini didorong kembali ke desa dengan merawat masjid maupun menjadi tenaga ahli pembangunan desa.

Belasan ribu mahasiswa yang ada di kampus hijau ini menjadi kekuatan tersendiri bagi pembangunan daerah maupun negara. Tiap tahun kira-kira menyumbang lebih dari 1000 sarjana dari berbagai fakultas. Dari para sarjana yang lulus sebagian besar mereka sudah menguasai skill dan banyak diterima di perusahaan-perusahaan nasional maupun pemerintahan. Mereka menjadi bupati, PNS, wartawan dan wiraswasta.

Sukawi memaparkan para sarjana Unsiq akan ditempatkan di desa untuk membantu mengaplikasikan inovasi dalam bidang agama, usaha kecil mikro dan menengah, melek perbankan dan juga teknik terutama teknik sipil. Kampus ini memiliki banyak tenaga ahli termasuk di bidang teknologi dan kesehatan. “Masyarakat perlu mengetahui inovasi-inovasi pada bidang tersebut untuk memperkuat perekonomian di desa. Inovasi ini juga sangat dibutuhkan pada bidang yang selama ini dipelajari di Unsiq untuk mendukung pembangunan nasional,” ungkapnya.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengapresiasi mendalam terhadap langkah para kepala desa dan perangkatnya yang memilih untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Jateng di Wonosobo. Dalam sebuah acara Studi Pengalaman Lapangan (SPL) di Kemendes PDTT, Sekretaris Jenderal Kemendes Taufik Madjid waktu itu menyoroti pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pembangunan desa.

“Kami senang sekali ini adalah realita yang luar biasa. Desa masuk kampus dan kampus masuk desa. Beruntunglah kita yang mengurus desa meskipun dengan banyaknya dinamika dan tantangan yang luar biasa setiap tahunnya,” ungkap Sekjen Taufik di Jakarta. Menurutnya, keputusan para kepala desa untuk menempuh pendidikan tinggi akan membawa dampak positif yang signifikan pada pembangunan desa.

“Ada kepala desa yang mau sekolah S1, S2, bahkan ada yang S3. Saya yakin ke depannya UNSIQ akan terus mengajarkan makna yang lebih tentang akuntabilitas dan profesionalitas. Desa akan semakin tertata dan tentu membawa kebaikan untuk masyarakat,” tambahnya.

Data menunjukkan bahwa sebanyak 70% dari total mahasiswa satu angkatan di UNSIQ Wonosobo berasal dari perangkat dan kepala desa dari berbagai kabupaten, termasuk Kabupaten Purbalingga, Kebumen, dan Wonosobo. Mereka memilih program studi ilmu politik dan ilmu pemerintahan sebagai bekal untuk memimpin di desa masing-masing. Kesadaran akan pentingnya peningkatan kualitas diri menjadi faktor utama bagi para kepala desa dan perangkatnya untuk memilih bersekolah. Mereka adalah ujung tombak pembangunan desa maka harus S1 bagi mahasiswa yang sekarang kuliah. Ini muncul dari beberapa mahasiswa yang berpendapat bahwa untuk mengelola anggaran sekian miliar rupiah butuh orang-orang yang ahli dan berpendidikan.

Kualitas SDM memang menjadi poin penting dalam membangun dan memajukan desa sebagai representasi dari kondisi Indonesia secara keseluruhan. Oleh karena itu, kepala desa diimbau untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mendukung hal tersebut, Kemendes PDTT telah menginisiasi program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang memberikan kesempatan bagi kepala desa dan perangkatnya untuk bersekolah secara gratis. Program ini telah dilaksanakan di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

Dalam proses pelaksanaannya, RPL diawasi dan didampingi oleh Kemendes PDTT sehingga tidak hanya menjadi program formalitas, tetapi juga meningkatkan kualitas SDM para mahasiswanya. Kampus yang dipilih juga dipastikan memiliki legalitas dan integritas yang baik sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu. Kemendes PDTT mengawal dan mendampingi sejak awal hingga akhir. Para mahasiswa bahkan berkesempatan untuk mengakses data di Kemendes PDTT sesuai dengan kebutuhan penelitiannya.

Komitmen Kemendes PDTT untuk terus mendukung pendidikan tinggi bagi para pemimpin desa dan perangkatnya demi mewujudkan pembangunan desa yang lebih baik. Dengan langkah ini, diharapkan desa-desa di seluruh Indonesia dapat terus maju dan berkembang, menjadi tulang punggung kemajuan bangsa.

Taufik Madjid menyampaikan, kualitas SDM sangat berpengaruh pada pembangunan di desa. Ia pun mengapresiasi kepala desa yang memutuskan bersekolah, salah satunya di Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Jateng.

Mahasiswa Unsiq juga diharapkan menjadi pelopor wisata religi di desa seperti yang dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Uno di GOR Poedjiharjo Kampus II Unsiq belum lama ini. Menurutnya, potensi Wonosobo bukan hanya berasal dari kekayaan alam dan budaya saja, akan tetapi ada juga potensi wisata religi. Seperti Makam di Desa Dero Nduwur yang merupakan makam dari Syech KH. Muntaha Al Hafidz selaku pendiri Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo, makam Kauman, dan wisata Al Qur’an Akbar yang berada di kampus II Unsiq.

Menurutnya, rekan akademisi dan alumni Unsiq mempunyai peran yang sangat besar dalam mengembangkan potensi wisata religi di kota Wonosobo. UNSIQ akan terus berperan dalam proses pengembangan SDM mumpuni, penguasaan teknologi dan inovasi. Terlebih keberadaan UNSIQ Jawa Tengah di Kabupaten Wonosobo yang sangat strategis, di daerah yang wilayahnya merupakan pegunungan yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Ia menilai, daerah ini tentu membutuhkan SDM unggul yang kompeten dan terampil agar menjadikan daerahnya maju.

Pos terkait