Tindak Lanjut Permasalahan Kelangkaan Pupuk, Desa Dlisenkulon Kembangkan Program Desa Mandiri Pupuk

8ipupuk pwr fid
Mercusaur/Dok - Gapoktan Tani Abadi Desa Dlisenkulon mempraktekkan metode teknologi kombinasi ember tumpuk dan bakteri decomposter saat peluncuran Program Desa Mandiri Pupuk di balai desa setempat.

MERCUSAUAR.CO, Purworejo- Menindaklanjuti permasalahan kelangkaan pupuk yang selalu muncul pada saat musim tanam, Desa Dlisenkulon, Kecamatan Pituruh kembangkan Program Desa Mandiri Pupuk. Realisasi Desa Mandiri Pupuk tersebut dilakukan melalui metode teknologi kombinasi ember tumpuk dan bakteri decomposter yang dipelopori oleh Gapoktan Tani Abadi Desa Dlisenkulon.

Kepala Desa Dlisenkulon, Sukarman, menyebutkan bahwa program Desa Mandiri Pupuk merupakan gagasan yang sebetulnya sudah cukup lama dicetuskan oleh Bumdes “Harapan Baru” Desa Dlisenkulon. Menurutnya, Program Desa Mandiri Pupuk diluncurkan untuk menyikapi permasalahan pupuk yang selalu muncul di wilayahnya setiap musim tanam datang.

“Misalnya mulai dari keterlambatan pengiriman, ketidaksesuaian dengan kebutuhan petani, bahkan sampai dengan kelangkaan. Sehingga dengan program ini diharapkan nantinya tidak ada lagi permasalahan itu dan sekaligus merupakan wujud sumbangsih kami petani Desa Dlisenkulon untuk membantu meringankan beban pemerintah khususnya di bidang perpupukan,” ungkapnya, Rabu (8/9).

Adanya program tersebut sekaligus menjadi upaya mengembalikan sejarah Desa Dlisenkulon sebagai penghasil beras yang memiliki cita rasa dan tekstur yang khas dan disukai desa-desa sekitar. Dulu, semua dibudidayakan secara alami.

“Namun sejalan dengan pogram revolusi hijau, di mana penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia yang cukup dominan mengakibatkan kerusakan ekosistem lahan, semakin sulitnya pengendalian hama dan penyakit karena ikut punahnya musuh alami (predator) dan hilangnya ciri khas cita rasa beras kami,” jelasnya.

Adanya kemandirian pupuk, lanjutnya, juga mengurangi biaya produksi budidaya pertanian. Pasalnya, satu-satunya faktor produksi yang memungkinkan ditekan hanyalah pupuk. Hampir tidak mungkin dapat menekan biaya pengadaan benih, tenaga kerja, maupun obat-obatan.
“Adanya desa mandiri pupuk ini diharapkan menjadikan desa kami sebagai desa pelopor terbentuknya kawasan sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan, khususnya di Kecamatan Pituruh. Dengan demikian wilayah kecamatan Pituruh dapat menjadi sentra produksi bahan pangan yang sehat,” terangnya.

Ditambahkan, peluncuran Program Mandiri Pupuk sendiri, secara simbolis telah dilakukan oleh Camat Pituruh, Yudhie Agung Prihatno, di balai desa setempat pada Jumat (3/9) malam lalu.

Pos terkait