MERCUSUAR.CO, Demak – Banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mencapai tingkat terparah sepanjang sejarah.Pada Rabu (20/3/2024), banjir semakin meluas, menyebabkan 13 kecamatan atau 70 desa terendam banjir. Ribuan warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka tergenang air.
Agus Nugroho, Kepala BPBD Kabupaten Demak, menyatakan bahwa banjir di Kecamatan Karanganyar mencapai ketinggian air hingga 3 meter. Seluruh warga di sana telah mengungsi karena kondisi semakin memburuk.”Banjir ini lebih parah dari banjir tiga dekade lalu, pada tahun 1992. Ini yang paling parah, bahkan saya juga mengungsi saat itu, tapi tidak seburuk ini. Ini situasi yang jarang terjadi di Indonesia, hingga kami harus menyatakan tanggap darurat tiga kali,” ungkapnya.
Agus juga menyoroti jebolnya tujuh tanggul di Jawa Tengah yang memperburuk situasi banjir di Demak. Selain itu, kerusakan lingkungan di daerah hulu seperti Ungaran, Boyolali, dan Salatiga juga menjadi penyebab banjir di Demak.
“Demak mengalami banjir bahkan tanpa hujan atau angin. Ini terjadi karena kerusakan lingkungan di wilayah atas sungai, seperti alih fungsi lahan. Kita harus mengambil tindakan dari akar masalah untuk mengatasi hal ini,” jelasnya.
Demak rentan terhadap kerusakan lingkungan dari wilayah atas di Jawa Tengah, sehingga upaya adaptasi dan mitigasi harus dilakukan secara menyeluruh.
“Pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) harus dilakukan karena sungai hanya menerima dampak dari atas, akibat dari penebangan hutan dan pembangunan di daerah hulu,” tambahnya.
Agus menegaskan bahwa banjir besar di Demak tidak akan berhenti hingga tanggul-tanggul sungai yang rusak diperbaiki. “Kita belum dapat memperkirakan kapan banjir akan surut karena tanggul-tanggul tersebut belum tertutup,” pungkasnya.