MERCUSUAR.CO, Jakrata – Harga telur mengalami penurunan beberapa hari ke belakang. Harga komoditas ini terjun bebas bahkan dibanderol sampai Rp16.000 per Kilogram (Kg). Hal tersebut bahkan membuat peternak gusar sampai mengadu ke Presiden Joko Widodo.
Salah satu pedagang telur, Nurahman mengatakan, penurunan harga telur terjadi dalam dua bulan belakangan. Namun penurunan tertinggi terjadi dua minggu terakhir.
“Turun terus harganya, kita jual Rp16.000 per Kg itu pernah. Tapi dalam keadaan langsung dari kandang. Memang perlu dibersihkan,” katanya saat ditemui di Pasar Baru Bekasi Timur, Jawa Barat, Kamis (16/9).
Nurahman mengatakan kondisi seperti ini membuat peternak merugi. Sementara pedagang tidak bisa berbuat banyak. Sebab, harga telur dipengaruhi oleh permintaan masyarakat yang terus turun.
“Kasian peternak. Saya kalau ambil, tidak mau banyak-banyak lagi. Karena memang yang beli juga berkurang. Tidak seperti biasa. Jadi kita menyesuaikan dengan kemampuan kita menjual,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, penyebab penurunan harga telur karena permintaan masyarakat melemah. Hal tersebut berbanding terbalik dengan harga produksi yang merangkak naik.
“Penyebab harga telur turun, karena turunnya permintaan masyarakat sementara biaya produksi tinggi,” jelasnya.
Kenaikan harga produksi disebabkan oleh melambungnya harga jagung. Di mana berada di atas rata-rata harga acuan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan.
“Karena tidak tersedianya jagung, kalaupun ada harganya melambung di atas harga acuan yang ditetapkan pemerintah yaitu Permendag 07 di mana hanya Rp 4.500 per Kg,” jelasnya.
Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN), Alvino Antonio buka suara terkait penyebab anjloknya harga telur di pasaran dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, penurunan harga telur sendiri dipicu oleh keberadaan investor asing yang turut andil dalam kegiatan budi daya sektor perunggasan.
Akibatnya terjadi kelebihan pasokan di pasaran yang membuat harga telur jatuh cukup dalam. “Penurunan (harga) karena Over supply (telur). Terjadi sejak perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) integrator ikut berbudidaya dalam jumlah supply yang tidak terkendali,” ujar dia saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (11/9).
Akibatnya, harga telur produksi peternak rakyat terjun bebas. Bahkan, penurunan harga telur mencapai Rp6.000 per kilogram (kg).
“Padahal, harga pokok produksi peternak rakyat Rp 21.000 per kg. Harga telur sekarang Rp 15.000 sampai 16.000 per kg,” jelasnya.