MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Berbagai upaya dilakukan dusun Karangluas, desa Karangsari untuk menyiapkan diri sebagai desa wisata. Selain melakukan bersih desa, langkah lain yang ditempuh adalah dengan mengembangkan lampu hias sebagai salah satu kerajinan tangan khas dari Karangluas.
Salah seorang pengrajin lampu hias, Sulham Amin (36) mengatakan pengembangan lampu hias berawal dari hobi menggambar sejak kecil. Semenjak mengenal internet beberapa tahun silam, hobi Sulham berkembang dari menggambar menjadi membuat lampu hias dengan mengandalkan potongan kertas yang sudah dibentuk sesuai pola.
Warga Karangsari, Sapuran tersebut mengatakan, dirinya hanya mengandalkan internet dan mempelajarinya sendiri hingga kini dirinya bisa membuat lampu hias. Butuh ketelitian dan keseriusan dalam membuat sebuah lampu hias.
Sulham mengaku, dirinya hanya membutuhkan bingkai kayu dan kertas tekstur. Selain itu, ia juga membutuhkan lampu led dan penutup kaca untuk menciptakan efek shadow atau bayangan.
“Efek shadow akan timbul ketika lampu led dinyalakan di tempat yang gelap, cocok dinyalakan saat tidur karena lampunya tidak terlalu terang, Bagi yang menginginkan gambar yang berbeda,” ujar Sulham.
Dalam membuat sebuah lampu hias, langkah tersulit yang dialami Sulham adalah menentukan konsep yang harus dibuat. Dirinya mengaku konsep yang ditawarkan pun tidak boleh sembarangan karena harus disesuaikan dengan selera pasar untuk menarik minat pembeli agar membeli hasil karyanya.
Sebuah lampu hias bisa dihargai hingga Rp 800 ribu per buah. Harga yang ditawarkan bervariasi, tergantung tingkat kesulitan yang dihadapi dan lamanya proses pembuatan. Sulham sendiri mengaku membutuhkan waktu lima hari hingga satu minggu untuk memproduksi sebuah lampu hias, tergantung konsep dan kerumitan yang dihadapi.
Mengembangkan lampu hias tersebut, dikatakan Sulham bukan tanpa kendala. Sulham mengaku salah satu kendala yang dihadapinya adalah masalah dana untuk mengembangkan produknya. Dana yang ia butuhkan tidaklah sedikit, sehingga dirinya berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan lampu hias tersebut agar semakin dikenal masyarakat.
“Sejauh ini penjualan tiap bulan tidak menentu, kami mengandalkan internet untuk mempromosikan agar lampu hias dari Karangluas semakin dikenal masyarakat,dengan demikian diharapkan bisa meningkatkan penjualan,” ujarnya.
Salah seorang warga, Ubiyanto mengatakan pihaknya kini mengembangkan lampu hias sebagai salah satu identitas dan kerajinan tangan khas dari Karangluas. Hal tersebut dilakukan seiring dikembangkannya Karangluas sebagai desa wisata .
Ubiyanto berharap, dengan adanya lampu hias tersebut akan dapat mengangkat nama Karangluas hingga dikenal masyarakat sebagai salah satu dusun penghasil kerajinan tangan. Dengan begitu, destinasi wisata sekitar seperti desa wisata Karangluas dan Bukit Sarru Indah dapat semakin dikenal masyarakat.