Sudah Dibangun Sejak 2022, Mbak Ita Dorong RSUD Mijen Semarang Bisa Segera Beroperasi

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D Mijen yang sampai saat ini belum beroperasi setelah dibangun sejak 2022.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D Mijen yang sampai saat ini belum beroperasi setelah dibangun sejak 2022.

MERCUSUAR.CO, Semarang – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong agar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D Mijen bisa segera beroperasi untuk melayani masyarakat.
Hal ini agar kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di sekitar wilayah Mijen bisa segera terpenuhi.

Namun, saat ini rumah sakit itu belum bisa digunakan karena pembangunan sarana dan prasarana yang belum selesai total. Untuk itu, Ita sapaan akrab wali kota, meminta agar pemenuhan pembangunan itu bisa dikebut.

Bacaan Lainnya

“Harus secepatnya ya kalau kemarin dari Dinkes menyampaikan belum ada dapurnya, belum ada laundry, tapi saya bilang itu sambil jalan.

Karena laundry bisa dititipkan RSWN atau bisa dilaundrykan, agar segera cepat bisa dipakai,” ujar Ita, sapaannya, Minggu (26/5/2024).

Setidaknya, kata Ita, RSUD Mijen bisa segera dibuka pelayanan rawat jalan untuk sementara waktu. Sumber daya manusia (SDM) juga sudah disiapkan.

Pemanfaatan bangunan segera mungkin akan dapat menjaga bangunan terus terawat. Apalagi, rumah sakit ini dibangun sejak 2022. Artinya, hampir tiga tahun proses pembangunan.

“Jika tidak segera dipakai bisa rusak,” ucapnya.

Sedangkan, proses finishing atau penyelesaian pembangunan bisa dilakukan sambil berjalan. Diakuinya, masih ada yang harus diselesaikan. Dia melihat area belakang gedung masih tumbuh banyak rumput.

“Kemudian, masalah terkait saluran, talang, dan sanitasi lainnya harus diperhatikan. Karena kalau hujan biar air gak ke mana-mana,” ujarnya.

Ita meminta Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk selalu mengecek atau memantau agar pembangunan tidak sembarangan. Sehingga, gedung RSUD Mijen bisa awet dan tidak mudah rusak.

Selain itu, dia mengingatkan RSUD Mijen harus bisa diakses oleh penyandang disabilitas. Artinya, akses-akses kesehatan juga harus ramah disabilitas.

“Paling penting untuk difabel, karena apapun namanya rumah sakit itu semua masyarakat akan datang,” jelasnya.(*)

Pos terkait