Mercusuar. BOYOLALI – Dari balik kelir yang diterangi cahaya blencong, suara gamelan mengalun pelan. Satu per satu tokoh wayang hidup di tangan para dalang yang bergantian menampilkan kisah-kisah penuh makna. Begitulah suasana yang mewarnai Sanggar Sedulur Keluarga Wartoyo Langgeng (SKWL) Nusantara di Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Sabtu (8/11/2025).
Dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional 2025, SKWL Nusantara menggelar pementasan dalang 24 jam nonstop, melibatkan 34 dalang dari berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Suasana guyub terasa sejak awal, seolah semangat pelestarian budaya menyatukan semua yang hadir.
“Wayang bukan sekadar pertunjukan, tapi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Kami ingin anak-anak mencintai budaya ini,” tutur Ki Gondo Wartoyo, pimpinan SKWL Nusantara, dengan nada penuh harap.
Pementasan kali ini memang istimewa. Di antara para dalang senior, tampil pula dalang cilik dan muda, bahkan ada yang masih duduk di bangku kelas 1 SD. Mereka tampil percaya diri, memainkan tokoh wayang dengan kelincahan yang mengundang tepuk tangan penonton.
Apresiasi datang dari Zamrud Setyanegara, pejabat dari Kementerian Kebudayaan RI, yang hadir langsung menyaksikan jalannya pertunjukan. Ia menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata regenerasi seni tradisi.
“Wayang adalah warisan besar bangsa. Melalui kegiatan seperti ini, kita memastikan bahwa nilai-nilai moral dan budaya tidak berhenti di generasi kita,” ujarnya.
Rangkaian peringatan HWN di SKWL Nusantara berlangsung selama dua hari. Sehari sebelumnya, Jumat (7/11/2025), sanggar ini juga menggelar Lomba Mewarnai Tokoh Wayang yang diikuti oleh 230 siswa TK dan MI.
Dari panggung hingga meja-meja kecil tempat anak-anak menggambar, semangat yang sama terasa: keinginan agar wayang tetap hidup di hati generasi penerus.
Dan ketika malam menua, denting gamelan masih terdengar. Cahaya blencong tak padam, seperti semangat para pelestari budaya yang terus menjaga nyala wayang — warisan abadi bangsa yang tak lekang oleh waktu.





