Peringati Hari Wayang Dunia, Ketua DPRD Jateng Gelar “Wayangan 30 Jam Nonstop” di Kediamannya Karanganyar

IMG 20251108 WA0002

MERCUSUAR.CO, Karanganyar – Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, S.H., M.H., berkolaborasi dengan Paguyuban Dalang Karanganyar menggelar pertunjukan wayang kulit maraton selama 30 jam nonstop. Acara kolosal ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Wayang Dunia dan merupakan upaya nyata dalam melestarikan seni tradisional Jawa.

Acara yang dipusatkan halaman Pendopo Suruh, Tasikmadu, Karanganyar ini dimulai pada malam hari dan direncanakan akan rampung pada malam berikutnya, dengan melibatkan 23 dalang terbaik dari Kabupaten Karanganyar.

Ketua Paguyuban Dalang Karanganyar, Sulardiyanto, mengungkapkan bahwa pertunjukan maraton ini mengambil serial cerita epik “Perang Bharatayuddha” “Nandur Ngunduh”.

Pagelaran wayang ini diawali dengan lakon Seta Ngraman, dilanjutkan dengan kisah-kisah gugurnya para tokoh lewat lakon Bisma Gugur, Ranjaban Abimanyu, Gathutkaca Gugur, Burisrawa Gugur, Durna dan Drupada Gugur, Dursasana Gugur, Karno Tandhing, Salyo Gugur, Yamawidura Sengkuni Gugur, Duryudana Gugur, dan Setyaki Gugur.

Akhir konflik dan regenerasi disajikan lewat Pandhawa Boyong (Destarasta & Gendari Gugur), Parikesit Lahir, Aswatama Nglandhak, Abyaksa Muksa, Udawa Gugur, Jumenengan Parikesit, Parikesit Grogol, Pandhawa Muksa. Pertunjukan diakhiri secara sakral dengan lakon Baladewa Muksa.

“Malam hari ini teman-teman dalang Karanganyar berkumpul selama kurang lebih 30 jam akan menyajikan cerita dengan serial. Kita mengambil lakon Bharatayuddho’. Kisah ini akan ditampilkan secara beruntun mulai dari cerita Sitongkraman gugur sampai dengan Abiyasa,” jelas Sulardiyanto.

Untuk mengantisipasi tantangan fisik, Paguyuban Dalang menyiapkan strategi khusus, termasuk membagi pertunjukan ke dalam tiga sesi utama dan menggunakan dua kelir (layar) yang akan digunakan bergantian.

“Tahun kemarin kita sampai 36 jam. Hari ini kita siapkan dua kelir dengan nanti akan kita bergantian. Kita siapkan empat shift, sehingga tidak boleh ngantuk, semangat terus,” tambahnya, memohon doa restu agar para dalang mampu menjaga stamina selama pertunjukan yang menguras fisik tersebut.

Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, yang menjadi inisiator acara ini, menekankan pentingnya pelestarian budaya. Politisi PDI Perjuangan ini bahkan menyuarakan usulan yang revolusioner untuk melindungi kesenian tradisional.
“Pemerintah itu ingin melestarikan budaya ini, karena siapa lagi? Saya punya usul, maka desa-desa harus membuat Perdes (Peraturan Desa). Intinya, jika ada warga yang mantu (menikahkan anak), wajib nanggap (menggelar) seni tradisional,” tegas Sumanto.

Sumanto menyoroti bahwa banyak warga kini lebih memilih hiburan modern, sehingga seni tradisional seperti wayang, tari-tarian, dan lainnya semakin terpinggirkan. Sumanto berharap Perdes ini dapat menjadi payung hukum agar budaya tidak punah.

Sebagai bentuk apresiasi dan pemantik semangat masyarakat, Sumanto menyediakan berbagai macam doorprize fantastis, termasuk sepeda gunung, kulkas, kompor gas, dan televisi.

“Kita siapkan doorprize luar biasa… ada sepeda gunung banyak, ada kulkas juga banyak, kompor, televisi juga banyak,” ujar Sumanto dalam sambutannya.

Sumanto juga menambahkan bahwa hadiah ini adalah bagian dari “amal kebaikan” dan berharap masyarakat berbondong-bondong hadir menonton wayang, sekaligus merayakan Hari Wayang Dunia yang diperingati setiap tanggal 7 November. (hrs)

Pos terkait