Sejumlah Ulama di Jateng Ingatkan Pemprov Jateng Untuk Mengawasi Aktivitas Lembaga Pendidikan Agama Islam Nonformal

1646309724925 IMG 20220303 WA0040 detail 1

Mercusuar.co, Demak – Sejumlah ulama di Jawa Tengah, antara lain, Habib Hasan Bin Ali, Habib Idrus, KH Thoifur Mawardi, dan Habib Syafiq, mengingatkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah agar memberi perhatian dan mengawasi aktivitas lembaga pendidikan agama Islam nonformal. Tujuannya agar tidak dimasuki paham-paham yang bisa menimbulkan perpecahan. 

“Artinya itu, benar-benar ulama ini ingin menertibkan. Jangan sampai ada paham-paham yang membuat perpecahan di Indonesia,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, saat menghadiri Khotmil Qur’an ke-2 Pondok Pesantren Husnul Khotimah di Kayon, Mranggen, Kamis (03/03). 

Kemunculan rumah-rumah tahfidz, menjadi indikasi banyaknya masyarakat yang ingin melestarikan ajaran Al-Qur’an. Orang tua banyak yang tertarik memasukkan anaknya belajar di tempat tersebut, agar mereka tumbuh menjadi anak yang berprilaku baik dan mencintai Al-Qur’an. 

Agar tujuan itu terwujud, Wakil Gubernur Jawa Tengah yang akrab disapa Gus Yasin tersebut mengingatkan agar orang tua cermat dalam memilih satuan pendidikan keagamaan non formal seperti rumah tahfidz. Mereka mesti teliti apakah tempat yang dipilih memiliki basis keagamaan yang kuat, guru-guru yang sanadnya jelas, dan mempunyai komitmen memberikan pendidikan keagamaan yang sesuai ajaran Rasulullah, yaitu Islam yang rahmatan lil alamin (anugrah bagi alam).  

“Kita sebagai orang tua harus benar-benar memilah dan memilih pondok-pondok pesantren yang berbasis keagamaan kuat,” kata Gus Yasin.

Gus Yasin juga berpesan kepada orang tua, agar mengecek perizinannya. Apakah sudah mengantongi izin dari pemerintah dan kualitas guru-guru yang mengajar. 

“Kita harus benar-benar selektif, untuk menentukan bagaimana pendidikan (agama) anak-anak kita,” tandasnya.(cil)

Pos terkait