MERCUSUAR.CO, Tuban – Desa Sumur Geneng merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Adapun daerah di Desa Sumurgeneng ini sendiri, dipecah jadi 2 dusun, yaitu Dusun Sumurgeneng serta Dusun Pomahan.
Daerah yang mempunyai luas kurang lebih 510 Hektar serta sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rawasan, Desa Sugihan sebelah Selatan, Desa Wadung Sebelah Timur, dan Desa Tasikharjo di sebelah barat tersebut, saat ini dipimpin oleh Gihanto. Namun, di balik semua itu Desa Sumurgeneng ini mempunyai sejarah serta asal- usul desa yang terbilang unik.
Sejarah Desa Sumurgeneng
Kasi Kasra Desa Sumurgeneng, Sulikin mengatakan jika asal-usul Desa Sumurgeneng tersebut, diambil dari cerita turun-temurun yang diyakini oleh warga, bahwa pada zaman dulu terdapat seseorang tokoh ataupun wali, yang bernama Mbah Onggo.
Mbah Onggo sendiri merupakan tokoh yang berasal dari Kecamatan Merakurak serta tiba ke Desa Sumurgeneng, untuk babat alas serta mencari penghunian untuk ditempati di wilayah tersebut.
Tetapi, pada saat sudah menghuni rumah tersebut justru jadi langganan banjir tiap tahunnya, sehingga membuat Mbah Onggo mesti berpindah ke wilayah yang lebih besar serta membuat sumur di daerah tersebut. Dari sumur yang terbuat oleh Mbah Onggo inilah, akhirnya desa yang sampai saat ini dikenal dengan Nama Sumurgeneng.
Desa yang dihuni sekitar 4. 000 lebih Jiwa ini sendiri, mayoritas bermata pencarian sebagai petani. Dimana, kebanyakan para petani menanam jagung, sehingga banyak warga yang mengolah makanan berbahan dasar jagung, seperti halnya karon.
Karon ini sendiri merupakan sebuah makanan berbentuk jagung setengah mateng yang di lembutkan menjadi sebuah bentuk padat, makanan ini biasanya dimakan menggunakan sambel serta juga dengan ikan pindang, tidak hanya itu makanan ini merupakan makanan khas dari Desa Sumurgeneng.
Namun baru-baru ini Desa Sumurgeneng memiliki sebutan baru yakni Kampung Miliarder. Pasalnya banyak warga yang membeli mobil secara bersamaan, dari hasil yang ganti rugi lahan untuk proyek kilang minyak, antara Pertamina serta Rosneft desa ini.
Lebih lanjut, saat disinggung terkait tradisi yang masih lestari sampai saat ini di Desa Sumurgeneng, bapak dari 2 orang anak tersebut berkata jika warga saat ini masih kental akan sedekah bumi dan pula kesenian tayuban, yang dilakukan di 2 sumur di Dusun Sumugeneng serta Dusun Pomahan.
Tidak hanya itu, biasanya warga setempat pula melaksanakan sedekah bumi di petilasan Mbah Onggo. Tujuannya, agar desa tersebut bebas dari bencana. Pasalnya, bagi kepercayaan warga, bila sedekah bumi di sumur tidak dilakukan, maka dapat menimbulkan bencana.