BOYOLALI, MERCUSUAR.CO – Untuk menyambut HUT RI yang ke 80 tahun dan menjaga harmoni antar agama, Kantor Kementrian Agama Boyolali mengadakan Touring bermakna yang dikuti lebih dari 150 warga dari berbagai pemeluk agama. Acara dilaksanakan pada Sabtu 4 Agustus 2025.
Touring Bermakna dengan route Kantor Kemenag Boyolali-Musuk-Tamansai-Prambanan. Dalam acara ini juga diadakan Bakti Sosial dan sosialisasi Asta Cuta dan Program Prioritas Kemenag RI 2025-2029 (Ekoteologi) Pelepas liaran burung perkutut dan penanaman pohon, bersih-bersih rumah ibadah.
Kepala kemenag boyolali Muhammad Miftah mengatakan,dalam semangat menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali menggelar kegiatan Touring Eko Teologi Lintas Agama. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan komitmen Kemenag dalam merawat kerukunan antarumat beragama sekaligus memperkuat kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 150 ASN lintas agama, yang terdiri dari pemeluk Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Rangkaian kegiatan dimulai dengan kunjungan ke sejumlah rumah ibadah, termasuk Masjid Darul Ulum, Gereja, Vihara, dan Pura. Di setiap lokasi, peserta melakukan doa bersama, penanaman pohon, dan pelepasan burung.
“Kami ingin hadir di tengah masyarakat, menunjukkan bahwa negara, melalui Kementerian Agama, memastikan seluruh umat dapat beribadah dengan aman dan damai, tanpa diskriminasi,” ujar Muhammad Miftah, Kepala Kantor Kemenag Boyolali.
Menurut Miftah, touring ini bukan sekadar simbolik, melainkan bentuk nyata sinergi antara agama, masyarakat, dan alam. Penanaman pohon dilakukan di area sekitar rumah ibadah sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Sedangkan pelepasan burung dijadikan simbol kemerdekaan dan kebebasan beragama nilai yang dijamin konstitusi dan harus terus dirawat.
“Kita ingin menegaskan bahwa Indonesia adalah rumah bersama. Beda keyakinan bukan penghalang untuk saling menghargai dan bekerja sama demi kebaikan bangsa,” tegasnya.
Puncak kegiatan dilakukan di Candi Prambanan, di mana seluruh peserta bersama-sama melakukan aksi bersih-bersih kawasan candi situs warisan budaya dunia yang mencerminkan sejarah keberagaman dan kemegahan peradaban Nusantara.
Touring eko teologi ini menjadi kegiatan perdana yang digagas Kemenag Boyolali dalam rangka peringatan kemerdekaan.
Miftah berharap kegiatan ini akan membawa pesan kuat kepada masyarakat luas tentang pentingnya hidup rukun dalam perbedaan, serta urgensi menjaga alam sebagai warisan bersama.
“Kami ingin masyarakat Boyolali menjadi masyarakat madani: yang beriman, peduli lingkungan, dan hidup rukun satu sama lain,”tandasnya.