Sakral , Pengambilan Air Suci Tertua Era Jaman Mataram di Dieng Melengkapi Prosesi hari Jadi Wonosobo ke 199

semua perserta setelah pengambilan air suci di goa sumur
semua perserta setelah pengambilan air suci di goa sumur

MERCUSUAR, Wonosobo, 18 Juli 2024 – Air suci tersebut diambil dari Tuk Bimo Lukar ( tetes pertama Sungai Serayu) dan dari Goa Sumur Dieng menjadi salah satu bagian penting penyatuan tujuh sumber mata air sebagai prosesi birat sengkolo di Hari Jadi ke-199 Kabupaten Wonosobo.

prosesi pengambilan air suci di tuk bimo lukar 
prosesi pengambilan air suci di tuk bimo lukar

Ditemui secara terpisah Agus Wibowo Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo menyampaikan, pengambilan air di penujur Utara , di Dieng ini juga menjadi bukti upaya pelestarian situs, tradisi dan budaya local yang kelak dikemudian hari digadang gadang akan bisa menjadi atraksi wisata budaya desa Dieng dan Desa Jojogan Kecamatan Kejajar, saya berharap kedepan ritual ini bisa didukung oleh semua pihak dan dua desa tersebut bisa bekerjasama membangun atraksi wisata budaya bersama, dan upaya tersebut di awali dengan instruksi ke pihak kecamtan dan desa agar ikut serta dalam prosesi tersebut, mengingat tahun – tahun sebelumnya prosesi semacam ini sangat sepi hanya di hadiri oleh 4- 5 orang saja, tahun ini semua OPD terlibat dan dibagi ke empat Penjuru dan kades plus perangkat desa juga harus terlibat didalamnya, ungkapnya

 

Lebih lanjut Agus mengungkapkan bahwa Nilai sakralitas situs tesebut sangat luhur, mengingat air tuk bimo lukar dipercaya sejak jaman mataram kuno sebagai air suci, bahkan menurut Mbah Rusmanto selaku pemangku adat Dieng meneybutkan bahwa upacara -upacara basar di Pulau Bali dapat dipastikan mengambil air suci dari tuk bimo lukar dari dari Goa sumur air tersebut sering diesvut perwitasari , nantinya Air dari Dieng akan dicampur bersama air dari mata air lain untuk digunakan secara simbolis sebagai tolak bala saat Upacara Hari Jadi.

forkompincam mengikuti prosesi pengambilan air suci di goa sumur
forkompincam mengikuti prosesi pengambilan air suci di goa sumur

“Pengambilan air suci ini telah diawali dengan pengambilan tujuh mata air dari Lima penjuru mata angin di Kabupaten Wonosobo. Selanjutnya akan kami ambil secara bertahap di enam mata air yang lain yang terahir akan diambil pada tanggal 23 juli dari penjuru selatan yaitu sampan dan tempurung ,” ungkapnya

Selain di Dieng yang mewakili penjuru Utara, lokasi lain yang dipilih adalah Tuk Surodilogo dan Tuk Mudal diwialayah timur,di sebelah selatan Tuk Sampang dan Tuk Tempurung di serta di barat Tuk Kaliasem yang berada di Gondang Watumalang , ini bukan sekedar Ritual akan tetapi yang lebih jauh adalah penyadaran untuk merawat mata air sebagai lambang kehidupan dan konservasi sungai serayu, lanjut Agus.

 

“Tujuh sumber itu akan dibawa dalam prosesi birat sengkolo saat memasuki malam perayaan prosesi hari jadi,sebelumnya akan diawali dengan pencampuran ke tujuh sumber air tersebut selanjutnya di doakan lintas agama, termasuk perwakilan dari MLKI ( majelis Luhur Kepercayaan Indonesia) yang selama ini mengawal pengambilan air dari empat penjuru tersebut “. Setelah didoakan selanjutnya akan di gunakan juga untuk jamas pusaka dan pagi harinya saat puncak acara air tesebut juga akan dibawa ke Paseban Timur untuk dilakukan penyerahan kepada Bupati Wonosobo,selanjutnya

ke tengah alun- alun dan kemudian digunakan untuk penebaran ke empat penjuru mata angin untuk simbol tolak balak dan mbirat sengkolo” ungkapnya

 

Sementara prosesi mbirat sengkolo juga dilakukan dengan proses penyerahan tanah dan air dari lokasi pemerintahan sebelum berpindah dari Plobangan, Selomerto, ke Wonosobo.

 

Dalam prosesi pengambilan, akan dimulai dengan upacara permohonan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo kepada pemangku adat Dieng. Mbah Rusmanto yang juga menjadi jur kunci Tuk Bimo Lukar dan Goa Sumur

 

Acara yang digelar mulai pukul 08.00 sampai siang tersebut diikuti oleh Forkompinca, OPD tingkat Kecamatan dan Semua kades, sekdes serta perangkat desa Se Kecamatan Kejajar. Semua Peserta Mengenakan pakaian adat jawa lengkap menambah sakral ritual ini.selain semua peserta lokal, kegiatan ini juga di ikuti oleh semua mahasiswa KKN UGM yang saat ini ada Di Desa Sembungan, Dieng, sikunang dan igirmranak

 

Proses yang cukup panjang adalah perjalanan setelah pengambilan air dari Tuk Bimo Lukar , semua peserta berjalan kaki sekitar 1 Km menuju Goa Sumur yang berada di Komplek TWA warna Pengilonm dilakukan dengan penuh hidmah dan tidak ada keramaian selama perjalanan ini, urutan pengambilan juga tidak boleh terbalik missal daro goa sumur dulu lalu ke tuk bimo lukar, itu suadh ada pakemnya dan harus diikuti oleh siapapun yaitu dari tuk Bimo Lukar lalu diarak menuju goa sumur untuk pengambilan air selanjutnya. Terang Agus.

Dua lokasi ritual hari ini merupakan lokasi yang beberapa waktu lalu di kunjungi tim verifikasi geopark Nasional untuk penilaian lebih lanjut, kegiatan hari ini yang merupakan kegiatan rutin tahunan membuktikan bahwa geosite tersebut ada ruhnya berupa kegiatan budaya atau istilahnya geocultural.

 

“Prosesi hari ini diharapkan oleh Agus menjadi awal Kerjasama dua desa untuk memolesnya menjadi atraksi wisata budaya yang bisa digabung dengan kegiatan tradisi lain dan waktunya juga bisa lebih panjang dari pagi sampai malam dan bisa menarik wisatawan untuk menikmati dan menjadi bagian dari kegiatan yang penuh makna tersebut, tutup Agus.( Taf)

Pos terkait