Ribuan Warga Berdesak-desakan Berebut Kue Apem Dalam Tradisi Sebaran Apem

IMG 20240824 WA0008

Mercusuar.co, Boyolali – Ribuan warga rela berdesak-desakan dan saling dorong untuk memperebutkan kue apem kukus keong mas di kawasan wisata Pengging, Kecamatan Banyudono Boyolali pada Jumat (23/8/2024). Sedikitnya 40 ribu lebih kue apem disediakan dalam tradisi yang digelar setiap tahunnya.

Tradisi ini sudah ada sejak masa Raden Ngabei Yosodipuro yang telah berjasa menyebarkan Agama Islam di wilayah Pengging. Tradisi ini berawal dari keluhan masyarakat tentang gangguan keong mas yang banyak mengganggu tanaman padi sehingga sering mengalami gagal panen. Singkat cerita, Raden Ngabei Yosodipuro memerintahkan para petani untuk mengambil keong mas untuk dimasak dengan cara dikukus dibalut dengan janur hingga berbentuk kerucut.

Acara diawali dengan kirab dari pendopo Kecamatan Banyudono menuju masjid Ciptomulyo, iringan kirab didepan pasukan Keraton Solo, gunungan kue apem dengan tinggi 4 meter, barisan kereta kuda yang ditumpangi oleh pejabat di lingkungan Pemkab Boyolali.

Menurut Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih tradisi sebaran kue apem kukus keong emas dilakukan sebagai bentuk pelestarian budaya. Acara ini juga untuk menarik wisatawan untuk datang di Boyolali.

“Melestarikan tradisi. Otomatis kebudayaan kita juga semakin maju. Yang kedua, kita memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat Boyolali semakin sejahtera. Yang ketiga untuk meningkatkan event pariwisata sehingga banyak wisatawan yang hadir di Kabupaten Boyolali,” katanya.

Budi Prasetyaningsih menambahkan kue apem pada acara ini berbeda dengan kue apem umumnya. Kue apem ini dibuat dengan cara dikukus sehingga rasanya berbeda.

“Jumlahnya ada sekitar 40 ribu kue apem. Dari kata jan dan nur. Nur itu cahaya. Jadi kita ingin mendapatkan cahaya dari Tuhan Yang Maha Esa agar panen masyarakat disini berhasil,” ucapnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait