Respon Pemilu 2024, Perguruan Khoiriyah Gelar Pameran Seni

Sejumlah pelajar saat melihat karya seni lukis yang terpamerkan di lantai II gedung timur lembaga pendidikan Islam yang berada di Desa Waturoyo, Kecamatan Margoyoso. (Mercusuar.co/Dinda Kurnia Amorta)
Sejumlah pelajar saat melihat karya seni lukis yang terpamerkan di lantai II gedung timur lembaga pendidikan Islam yang berada di Desa Waturoyo, Kecamatan Margoyoso. (Mercusuar.co/Dinda Kurnia Amorta)

MERCUSUAR.CO, Pati Dinamika menjelang Pemilu 2024 memunculkan respon beragam di masyarakat. Jika kebanyakan orang berbicara tema dukung mendukung peserta Pemilu, berbeda dengan Perguruan Islam Khoiriyah. Pihaknya justru merespon Pemilu dengan menggelar pameran seni rupa.

Ajang apresiasi seni yang berlangsung pada 11-14 Desember itu, menampilkan 85 karya seni lukis dan patung siswa. Lantai II gedung timur lembaga pendidikan Islam yang berada di Desa Waturoyo, Kecamatan Margoyoso tersebut menjadi ruang pamer karya 72 perupa pelajar.

Bacaan Lainnya

Ketua Panitia Pameran Seni Rupa Perguruan Islam Khoiriyah Ahmad Ma’shum mengemukakan, event itu bukan sebatas ruang apresiasi karya siswanya. Secara khusus, pihaknya juga ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat menjelang Pemilu 2024.

Menurutnya, respon atas Pemilu menjadikan pameran mengangkat tema “Mongso, Rogo, Roso” (saatnya raga kita merasakan). Tema tersebut sejalan dengan pesan kebaikan dan penataan diri dalam menghadapi hajatan demokrasi lima tahunan.

“Tema itu sarat makna. Merujuk pada fenomena saat ini menjelang Pemilu 2024 yang rentan dengan propaganda dan merusak nalar sehat, khususnya yang beredar di dunia maya. Untuk itu raga kita harus bisa merasakan dengan menggunakan sepenuh perasaan dari cerminan kebaikan dan kebenaran yang diisyaratkan alam,” paparnya belum lama ini.

Lebih lanjut dia menjelaskan, era digital menjadikan arus informasi dan komunikasi terbuka lebar, terlebih di media sosial. Banyak pihak memanfaatkan kemudahan itu untuk banyak kepentingan.

Menjelang Pemilu seperti saat ini media sosial lebih dipenuhi informasi berkait politik. Namun, kata dia, iklim informasi politik dalam setiap momen Pemilu selalu tidak sehat. Banyak propaganda, ujaran kebencian, fitnah, hingga hoaks tersebar di jagat maya.

Karena itu, generasi muda dan masyarakat secara umum perlu bersama-sama mawas diri dan tidak mudah terseret arus informasi yang sangat terbuka. Setiap informasi di media sosial perlu diuji dengan nalar sehat dan bijaksana.

Sementara, Ketua Yayasan Al Khoiriyah Waturoyo Margoyoso Pati Asyhari Idris menganggap event seperti ini merupakan sarana ekspresi dan pengungkapan perasaan melalui karya seni siswa.

Itu harus difasilitasi sebagai sarana pengembangan skill dan imajinasi. Mengingat, kreativitas harus diberi ruang ekspresi yang tepat sehingga dapat berkembang sesuai harapan.

Pos terkait